Tuesday 18 March 2014

Jenis-Jenis Ikan Lele Unggulan - Diluhur Jampe Informasi Page One - Blog Jenis - Jenis Ikan

<b>Jenis</b>-<b>Jenis Ikan</b> Lele Unggulan - Diluhur Jampe Informasi Page One - Blog Jenis - Jenis Ikan


<b>Jenis</b>-<b>Jenis Ikan</b> Lele Unggulan - Diluhur Jampe Informasi Page One

Posted: 28 Jan 2014 05:37 PM PST

leleJenis-jenis Ikan Lele Unggulan – Beragam sekali jenis ikan di Dunia ini, banyak pula jenis dan spesies ikan yang hidup di dunia ini. Tak berbeda dengan kebiasaan manusia, ikan pun mempunyai kebiasaan yang berbeda. Contohnya ikan dalam satu spesies saja tidak mungkin sama kebiasaan dan kesukaannya. Tetap saja mereka mempunyai kebiasaan dan favorit masing-masing, baik itu dalam masalah kesukaan terhadap makanan, tempat bermain, tempat favorit (hihihi :D ikan juga punya tempat favorit ternyata), tipe pasangan dan jenis air yang disenangi.

Nah, kali ini akan dibahas sedikit mengenai ikan yang senang hidup dalam air yang banyak lumpur dan penuh dengan lumut hijau atau ganggang hijau. Coba tebak apa? Ya, "IKAN LELE". kalau di daerah saya di kota tasikmalaya (CINEAM) di sebut ikan LELE itu,Ikan JUMBO.Mungkin sudah banyak yang tau ikan yang satu ini, ikan lele termasuk ikan asli air tawar yang biasanya senang hidup dalam kolam yang memiliki air tawar yang dangkal dan banyak lumpur. Tapi kali ini akan dibahas lebih mengenai foto atau gambar jenis-jenis ikan lele nya sobat. Oke langsung saja untuk menghemat waktu kita lihat 9 foto jenis-jenis ikan lele !!

Jenis-jenis Ikan Lele

1.Clarias brachysoma (Jenis-jenis ikan lele)
lele 12.Clarias batu (Jenis-jenis ikan lele)

lele 23.Clarias batrachus (Jenis-jenis ikan lele)

lele 34.Clarias anguillaris (Jenis-jenis ikan lele)

lele 45.Clarias angolensis (Jenis-jenis ikan lele)

lele 56.Clarias anfractus (Jenis-jenis ikan lele)

lele 67.Clarias alluaudi (Jenis-jenis ikan lele)

lele 78.Clarias albopunctatus (Jenis-jenis ikan lele)

lele 89.Clarias agboyiensis (Jenis-jenis ikan lele)

lele 9

Nah, itu dia foto jenis-jenis ikan lele yang bisa kami persembahkan untuk anda kawan, terimakasih telah menyimak dan mengunjungi blog kami Diluhur Jampe Informasi Page One.

–Semoga bisa bermanfaat –

.

<b>Ikan</b> Hias <b>Jenis</b> Gambar Dan Budidaya <b>Ikan</b> Hias Air Tawar Laut <b>...</b>

Posted: 14 Mar 2014 09:04 PM PDT

Ikan Hias Jenis Gambar Dan Budidaya Ikan Hias Air Tawar Laut Aquarium. Salah satu hewan peliharaan yang dapat sobat pembaca pertimbangkan untuk dimiliki adalah ikan hias. Ketika kita telah merasa jenuh setelah aktivitas sehari-hari ataupun dikala kita sedang bengong kita dapat memandang ikan hias yang memiliki bentuk dan warna yang mempesona.

gambar foto ikan hias

Jenis-jenis ikan hias air tawar

Berikut ini beberapa jenis ikan hias air tawar yang bernilai ekonomi tinggi, paling banyak dicari dan berpotensi. Dari informasi ini, sobat dapat pula untuk memulai budidaya ikan hias ini.

7. Ikan discus

gambar foto ikan discus

Ikan discus (Symphysodon discus) berasal dari perairan Amazon. Disebut discus karena bentuknya seperti piringan (disk) dengan warna-warni yang atraktif. Pembawaan ikan hias air tawar ini sangat tenang dan gerakannya lembut, sehingga disebut raja akuarium. Ikan yang paling besar bisa mencapai diameter 15 cm. Discus cocok dikembangbiakan di iklim tropis dengan suhu air 25-30oC, tingkat keasaman 6-6,5 pH dan kesadahan 3-5 dH. Untuk pemeliharaan dalam akuarium harus sedikit telaten, karena ikan discus mudah stress.

6. Ikan louhan

gambar foto Ikan louhan

Ikan louhan dalam bahasa Inggris Flowerhorn cichlid tidak ditemukan di alam bebas. Ikan hias air tawar ini merupakan hasil persilangan manusia dari berbagai jenis ikan Cichlid. Louhan pertama kali dikembangkan di Malaysia. Banyak orang menyukai ikan ini karena warna sisik dan benjolan dikepalanya. Selain di Malaysia, ikan ini dikembangkan juga di Taiwan.

Kini ikan louhan menyebar ke berbagai negara. Banyak kritik yang dialamatkan pada ikan ini, diantaranya dianggap merusak strain-strain ikan Cichlid. Iklan louhan mempunyai sifat agresif dan bila lepas ke perairan umum bisa menjadi predator bagi ikan lainnya.

5. Ikan guppy

gambar foto Ikan guppy

Ikan guppy (Poecilia reticulate) merupakan ikan dari daerah Amerika Tengah dan Selatan. Ikan ini sangat mudah beradaptasi sehingga penyebarannya meluas ke seantareo bumi. Terdapat catatan pada tahun 1929, di Jawa Barat banyak ditemukan ikan guppy di parit-parit. Saat ini ikan guppy bisa ditemukan di berbagai perairan air tawar di Indonesia.

Ikan guppy merupakan jenis ikan hias air tawar yang gampang dibudidayakan. Ikan guppy bereproduksi secara internal dan melahirkan anak. Anak-anak ikan guppy bisa langsung berenang dengan baik. Guppy kawin dengan memasukan organ gondopodium yang berada pada sirip anal dimasukan kedalam organ telur betina. Dalam satu kali perkawinan dapat menghasilkan 3 kali kelahiran dalam waktu tiga minggu. Seekor indukan betina dapat menghasilkan sekitar 60 burayak.

4. Ikan arwana

gambar foto ikan arwana

Nama latin ikan hias air tawar ini adalah Scleropages sp. Arwana merupakan salah satu ikan endemik Indonesia. Ikan ini banyak ditemukan di perairan air tawar Kalimantan dan Papua. Dahulu, ikan arwana didapat dari perburuan di alam bebas. Namun saat ini sudah bisa dibudidayakan di kolam-kolam.

Ikan arwana merupakan salah satu ikan hias air tawar yang bernilai tinggi. Harga per ekornya untuk ukuran kecil bisa mencapai jutaan rupiah, terutama untuk jenis-jenis tertentu. Sentra produksi ikan arwana ada di Kalimantan dan Sumatera.

3. Ikan koki

gambar foto ikan koki

Ikan koki (Carrasius auratus) masih satu keluarga dengan ikan mas yang biasa dikonsumsi. Pertamakali dikenal sebagai ikan hias di Cina. Namun yang mempopulerkan ikan koki ke seluruh dunia adalah bangsa Jepang. Dari negeri ini, ikan koki menjadi semakin variatif dengan berbagai warna dan bentuknya.

Ikan koki sudah lama masuk ke Indonesia dan dibudidayakan meluas. Sentra produksi koki terbesar ada di Tulungagung, Jawa Timur. Kota ini memproduksi lebih dari 55 juta ekor ikan koki setiap tahunnya. Sebagian besar ditujukan untuk pasar domestik, sebagian lainnya untuk ekspor. Meski harga per ekornya relatif murah, ikan ini gampang dibudidayakan secara massal.

2. Ikan cupang

gambar foto ikan cupang

Ikan cupang atau Betta sp. merupakan salah satu jenis ikan air tawar endemik Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya. Habitat asli ikan ini adalah rawa-rawa di daerah tropis. Ikan cupang sanggup hidup dalam volume air yang sedikit air dengan oksigen yang minimal. Cupang bisa disimpan dalam toples terbuka yang tidak beraerasi.

Ikan cupang dipelihara sebagai ikan hias dan ikan aduan. Selain warna sisik dan siripnya yang berkilauan, Ikan ini mempunyai sifat agresif. Cupang bisa merobek-robek sesamanya dalam pertempuran yang berlangsung berjam-jam lamanya. Ikan cupang sangat mudah dibudidayakan, bahkan bisa dilakukan dalam skala rumah tangga sekalipun.

1. Ikan koi

gambar foto ikan koi

Ikan koi atau Cyprinus carpio L pertamakali dikembangkan di Jepang. Mereka mengembangkannya dari ikan mas (karper). Sekitar tahun 1820-an Jepang berhasil menyilangkan beberapa strain ikan karper menjadi ikan koi dengan warna merah dan putih yang menarik. Kemudian tahun-tahun berikutnya berkembang ikan koi dengan berbagai varian warna menarik lainya. Dari Jepang popularitas ikan hias air tawar ini menyebar ke berbagai belahan dunia lain.

Ikan koi merupakan ikan hias air tawar yang untuk dipelihara di kolam bukan akuarium. Karena daya tarik ikan koi terdapat pada warna-warni menarik yang indah bila dilihat dari atas. Selain itu, ikan koi juga memerlukan ruang gerak yang luas. Jenis ikan hias air tawar ini tidak mudah dikembangbiakan. Perlu sarana yang memadai dan modal yang cukup untuk membuka fasilitas pengembangbiakan ikan koi.

Budidaya Ikan Hias Di Aquarium

Budidaya ikan di aquarium merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat pencinta ikan hias, karena dengan budidaya tersebut dapat dilakukan di rumah serta mudah dalam melakukannya. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa biaya pembuatan aquarium sangat mahal, namun anggapan tersebut dapat kita mentahkan jika kita berusaha sendiri membuat aquarium tersebut. Pembuatan aquarium hanya untuk budidaya ikan, dapat kita buat secara sederhana dengan biaya yang terjangkau.

Pembuatan Aquarium

Bahan dan Alat

  • kaca
  • lem
  • penggaris
  • aerator
  • filter
  • lampu
  • gambar background

Cara Membuat

Untuk membuat aquarium mudah, hanya membuat pola berbentuk kubus kemudian  direkatkan masing-masing sisi di tunggu sampai rekat kemudian kita isi air apakah tidak mengalami kebocoran atau tidak, setelah itu kita bisa memasang filter, aerator serta aksesoris lainnya sebagai pemanis aquarium.

Budidaya ikan hias

Ikan hias ada berbagai macam salah satunya ikan mas, ikan mas banyak dijumpai di sekitar kita, selain itu pula ikan tersebut dapat kita jumpai dengan mudah serta tidak gampang terkena hama dan penyakit. Dalam budidaya ikan hias dalam sebuah aquarium bisa kita tempatkan 4-8 ikan untuk pembesaran, sedangkan untuk budidayanya sendiri kita bisa menempatkan 1 ekor jantan dan 3 ekor betina atau perbandingan 1:3. Hal-hal yang perlu kita perhatikan adalah kebersihan dari aquarium itu sendiri seperti membersihkan aquarium aeminggu sekali. selain itu kita harus mengecek setiap saat kondisi ikan tersebut.

Cantik-cantik ya sob ikan hiasnya. Admin jadi pengin melihara juga ni... he... Sekian saja dari admin info terbaru, semoga sobat pembaca senang dengan apa yang telah admin sajikan. Untuk melihat budidaya ikan yang lain, silahkan menuju link budidaya.Sampai ketemu lagi dipostingan selanjutnya. Terima kasih dan sukses selalu buat sobat... :)

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Budidaya / Budidaya Ikan Hias dengan judul Ikan Hias Jenis Gambar Dan Budidaya Ikan Hias Air Tawar Laut Aquarium. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://farrayroom.blogspot.com/2014/03/jenis-gambar-dan-budidaya-ikan-hias-air-tawar-laut-aquarium.html. Terima kasih!

Ditulis oleh: Farray Cool - Jumat, 14 Maret 2014

Peluang Usaha Budidaya <b>Ikan</b> hias <b>jenis Ikan</b> Tetra - http://www <b>...</b>

Posted: 06 Mar 2014 10:38 AM PST

Pernah anda tertarik dengan ikan hias berukuran kecil dengan warna yang menarik yang anda lihat di aquarium milik teman atau saudara anda?. Mungkin sebagian dari kita menyukai ikan hias berukuran kecil tersebut. Kita dapat melihat lebih jelas di toko-toko yang menjual ikan hias. Ikan kecil tersebut terdiri dari beragam jenis, dari mulai ikan guppy, cupang ataupun jenis lainnya. Satu dari sekian banyak ikan kecil yang menarik adalah ikan tetra. Ikan tersebut memiliki keindahan tersendiri yang menambah suasana harmonis dari aquarium yang kita lihat.

Bila kita saja menyukai ikan hias tersebut, berarti terdapat peluang pasar yang dapat kita raih. Permiantaan akan ikan tetra akan selalu ada dan mudah di serap pasar, selain karena warna dan bentuknya yang indah, harga jual ikan tetra relatif murah. Konsumen ikan hias sangat menyukai ikan tersebut. Ikan tersebut semakin indah jika kita lihat dalam kondisi bergerombol, artinya pembelian ikan tetra oleh konsumen lebih dari satu ekor, sehingga kebutuhan akan ikan tetra sangat besar.

JENIS IKAN TETRA

Jenis-jenis ikan TETRA terkenal cukup indah. Bermacam-macam jenis tetra yang dikenal di Indonesia seperti Green Tetra, Blue Tetra, Silver Tetra, Neon Tetra & banyak lagi yang lain. Pada tulisan ini diketengahkan jenis neon tetra yang berasal dari sungai Amazon Amerika, dan telah berkembang biak di Indonesia. Neon Tetra (Hyphessobryconnesi), ikan hias ini termasuk ke dalam kelompok ikan hias yang paling menarik. Tubuhnya berjalur merah danbiru hijau sepanjang tubuhnya dari insang sampai ekornya. Ikan hias ini mudah dipelihara, kuat dan tidak gampang sakit/mati.

CARA MEMBIAKAN

Cara membiakkan ikan jenis ini masih cukup sulit dan memerlukan ketekunan serta pengalaman yang lama. Adapun untuk membiakan ikan ini di perlukan syarat-syarat tertentu antaralain:

  • Air harus steril dan bersifat asam (pH lebih kecil dari 6,4)

  • Senang pada tempat yang gelap.

  • Suhu sekitar 20 0 C

Cara membedakan jantan dan betina adalah sebagai berikut:

Jantan : Bentuk agak panjang, Garis neon lurus

Betina : Bulat pendek dan perut membesar, Garis agak bengkok

Cara membiakkannya:

  1. Pisahkan induk-induk neon tetra.

  2. Air hujan ditampung dan didiamkan sampai + 2 minggu.

  3. Tempat yang dipergunakan untuk membiakkan, ikan tersebut dibersihkan terlebih dahulu dan dicuci dengan tawas.

  4. Masukkan air hujan tersebut kedalam tempat pemijahan.

  5. Tetesi dengan air rendaman kayu asam.

  6. Didiamkan 2 ~ 3 hari.

  7. Masukkan tanaman atau daun-daunan untuk meletakkan telur neon tetra tersebut.
  8. Masukkan induk tetra yang telah dipisahkan terlebih dahulu.

  9. Tutuplah tempat tersebut dan berilah lubang cahaya sedikit agar supaya dapat melihat gerak-gerik ikan tersebut.

  10. Jika terlihat jantan dan betina saling berkejar-kejaran, maka + 3 hari kemudian sudah terlihat telur-telur yang menempel pada daun atau akar yang telah disediakan.

  11. Pindahkan induknya dan ditutup dengan kain hitam hingga tidak ada cahaya yang masuk.

  12. Selama + 3 hari telur neon tetra tersebut menetas.

  13. Anak ikan ini dapat diberi makanan infusoria yakni bakteri pembusuk pada daun kubis/kol yang dibusukkan setetes demi tetes.
  14. Setelah + 2 – 3 minggu penutup sudah boleh dibuka kembali.

  15. Kemudian akan terlihat anak-anak ikan tetra.

Di daerah panas seperti Jakarta sebaiknya membiakkan Tetra ini dilakukan dikamar mandi yang hawanya lembab dan dingin.

Macam <b>Jenis</b> Bisnis Rumahan Budidaya <b>Ikan</b> | Komunitas Indahnya <b>...</b>

Posted: 26 Feb 2014 09:21 AM PST

Macam atau Jenis bisnis Rumahan memang banyak jumlahnya. Namun kali ini, saya akan share mengenai jenis usaha rumahan di bidang peternakan atau  budi daya hewan yang nantinya dapat menghasilkan uang. Anda jangan menyepelekan bisnis rumahan jenis yang satu ini, banyak sekali karyawan, guru, atau pekerja yang menjalankan bisnis ini.

Pada kesempatan lain akan saya bahas mengenai kisah sukses para pebisnis yang sukses di bidang budi daya hewan. Dan kali ini akan saya share mengenai macam jenis bisnis rumahan budidaya hewan atau ternak yang telah saya saring dan seleksi yang menurut saya sesuai dengan kondisi tahun 2014 ini diantaranya :

Macam Jenis Bisnis Rumahan Budidaya Ikan

Untuk anda yang memiliki tanah yang luas atau pekarangan yang belum di manfaatkan anda bisa mencoba peruntungan ber wirausaha dengan memelihara ikan. Sekali lagi jangan sepelekan budi daya ini, asal anda telaten anda akan dapat menuai hasilnya. 

Bagaimana jika anda tidak memiliki tanah yang tidak memungkinkan untuk membuat kolam tanah? mulailah dengan kolam terpal. yang perlu diperhatikan adalah sanitasi air. Kebersihan air dan suhu harus sangat di perhatikan. berikut budidaya ikan terbaik untuk tahun 2014.

* Budi daya Ikan lele

Di Indonesia, pecel lele sangat terkenal. hampir di semua pelosok kota pecel lele tersedia di warteg bahkan restoran. Pun Lele bisa di konsumsi menjadi banyak jenis makanan yang jelas enak rasanya. 

Dengan jumlah penduduk Indonesia berkisar 220 juta jiwa dengan konsumsi ikan perkapita 22 kg/kapita/tahun, maka peluang ikan lele sangat menjanjikan untuk anda.  Tren konsumsi ikan murah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, namun produksi ikan lele secara nasional belum dapat mencukupi tingginya permintaan pasar. Pasar dalam negeri akan ikan lele sebagian besar masih digunakan untuk konsumsi sehari-hari.

Anda tidak perlu menunggu lama untuk masa panen, penjualan ikan lele bisa di lakukan tidak hanya setelah besar atau siap konsumsi, anda bisa menjualnya ketika lele sudah berukuran satu biji korek api dengan takaran biasanya menggunakan gelasan yang satu gelasnya biasanya seharga Rp. 14.000,-.

* Budi daya Ikan Gurameh 

Untuk yang satu ini, orang sudah pasti hafal dengan rasanya. empuk dan bergizi. pengelolaan pun mudah, tidak sesulit ikan lele. anda bisa menggunakan terpal jika anda tidak bisa membuat kolam tanah.

anda bisa membeli telur gurameh yang siap tetas kemudian anda taruh ke dalam bak atau ember besar. setelah menetas anda taruh di kolam terpal yang telah anda siapkan sebelumnya.

Data Usaha Budidaya Ikan Gurami

Kolam ukuran 7 x 10 meter dengan kedalaman air 120 cm

  1. Ukuran bibit 5cm sebesar kuku jempol sebanyak 2000 ekor
  2. Pakan apung merek pf.1000 isi 10kg/sak. harga persak 130 ribu membutuhkan 3 sak
  3. Pakan tambahan alami bias di berikan daun keladi dan daun kangkung

Modal:

No

Data Usaha Pembesaran Ikan Gurami

1 Bibit ikan 5 cm

Rp.     500

500 x 2.000

Rp.  1.000.000
2 Pakan apung pf.1000 – 3 sak

Rp.130.000

 3 sak x 130.000

Rp.  390.000
3 Pakan Tambahan

-

    - -
4 Obat

Rp. 25.000

Rp.    25.000
x Jumlah modal Rp.  1.415.000

Total modal keseluruhan Rp.1.415.000 meliputi sebagai berikut :

  • Benih guramih Rp.1.000.000
  • Pakan Rp.390.000
  • Obat Rp.25.000

Keuntungan

  •  Harga konsumsi Gurami Rp.30.000
  • Prakiraan hasil penghitungan umum selama 12 bulan,panen 1kg isi 3 ekor. jadi 2000 ekor guramih di bagi 3 ekor = 666 kg dikalikan harga konsumsi Rp.30.000/kg =Rp.19.980.000
  • Pendapatan jual = Rp.19.980.000 di kurangi modal Rp.1.415.000
  • Keuntungan = Rp.18.565.000

Sumber : dari berbagi semuber.

Bagaimana ? apakah anda tertarik mencoba bisnis rumahan budidaya ikan lele atau gurameh? 

artikel ini bersambung untuk lebih jelas tunggu postingan saya selanjutnya.

Pembenihan <b>ikan</b> nila, lele, dan beberapa <b>jenis ikan</b> hias di Unit <b>...</b>

Posted: 10 Mar 2014 09:47 PM PDT

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Kegiatan Kuliah Kerja Praktek (KKP) adalah salah satu kegiatan untuk memenuhi persyaratan kelulusan S1 di Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala. KKP bertujuan untuk menambah wawasan serta mempraktikkan ilmu yang didapat selama ini dengan menempatkan mahasiswa secara langsung bekerja di lapangan sesuai dengan minat dan keahliannya.

KKP dilaksanakan di Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Budidaya dibawah naungan Dinas Pertanian dan kelautan Kota Medan Provinsi Sumatra Utara. Pemilihan lokasi ini didukung oleh sarana dan fasilitas yang cukup memadai khususnya sarana dan fasilitas yang dapat menunjang dalam bidang usaha komoditas ikan air tawar, serta memiliki tenaga-tenaga yang ahli dan terampil yang siap membantu dilapangan.

Indonesia memiliki sumberdaya perikanan yang sangat potensial untuk dikembangkan, baik di wilayah perairan tawar (darat), payau maupun perairan laut. Hal ini didukung oleh potensi perairan umum yang begitu luas dan belum dimanfaatkan untuk usaha perikanan secara optimal.

Akuakultur merupakan suatu kegiatan produksi biota akuatik (animal dan aquatic plant) untuk tujuan komersial yang melibatkan aktivitas pembenihan, pendederan, pembesaran, pemanenan, handling dan transportasi, serta pemasaran. Penjelasan tentang komponen bioteknis akuakultur, meliputi pengadaan benih, manajemen media, kesehatan, dan pakan serta interaksinya. Aspek ekonomis seperti pemilihan komoditas dan potensi pasar. Dasar-dasar Akuakultur menjelaskan tentang komponen akuakultur yang terdiri dari ikan, air, wadah dan pakan, serta hubungan antar komponen tersebut, prinsip-prinsip yang mendasari peningkatan produktivitas perairan dan pengelolaan akuakultur yang berorientasi kepada keuntungan dan keberlanjutan, mulai skala unit terkecil hingga kawasan akuakultur

Ikan hias memang sangat disukai oleh berbagai kalangan masyarakat, sehingga memiliki potensi pasar yang baik dan tidak akan mati, oleh sebab itu banyak masyarakat kita yang berusaha untuk membudidayakannya dan menjadikannya sebagai sebuah usaha. Beberapa ikan hias yang kini sedang digemari oleh masyarakat diantaranya adalah ikan comet, ikan manfish dan ikan mas pedang.

Ikan konsumsi seperti Ikan lele dan nila merupakan salah satu komoditas air tawar yang memiliki daya serap pasar yang tinggi, bila potensi tersebut dimanfaatkan secara optimal dan benar, maka akan dapat meningkatkan pendapatan petani ikan, membuka lapangan kerja, memanfaatkan daerah potensial, meningkatkan produktifitas perikanan, meningkatkan devisa Negara, serta membatu menjaga kelestarian sumberdaya hayati.

1.2 Tujuan KKP

Kuliah Kerja Praktek (KKP) bertujuan yaitu :

  1. Untuk mengetahui secara langsung kegiatan pembenihan ikan hias, ikan nila, dan ikan lele, serta mengetahui sarana dan prasarana yang menunjang dalam kegiatan pembenihan dan pendederan ikan hias, nila, dan lele.
  2. Untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman yang tidak didapatkan di perkuliahan.
  3. Untuk meningkatkan jiwa berwirausaha.
  4. Untuk menambah wawasan agar semakin luas khususnya di bidang perikanan.
  5. Untuk membangun tali silaturahmi dengan lembaga terkait.

 1.3 Manfaat KKP

Manfaat yang di dapat dari kegiatan ini adalah dapat mengetahui langsung serta meningkatkan keterampilan dilapangan tentang teknik Pembenihan ikan Hias, Ikan Nila, Ikan Lele dan mengetahui kendala-kendala apa saja yang akan dihadapi.

  BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Instasi UPTD Medan Tuntungan

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Budidaya dipimpin oleh seorang kepala, yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan.

Tugas Pokok dan Fungsi

UPTD Budidaya Air Tawar mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan kegiatan teknis penunjang pada Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan. Dalam melaksanakan tugas, Unit Pelaksanan Teknis Budidaya mempunyai fungsi :

  1. penyusunan program UPT;
  2. pelaksanaan pelayanan / pembinaan pada UPT;
  3. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

Fungsi

Dalam melaksanakan tugas, UPTD budidaya menyelenggarakan fungsi :

  1. Pemeliharaan calon induk "Parent Stock" menjadi induk induk "Parent Stock" dan distribusi induk;
  2. Penerapan teknik perbenihan dan distribusi benih;
  3. Penerapan teknik pelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan serta teknik pengendalian hama dan penyakit;
  4. Pengendalian mutu benih melalui pelaksanaan sertifikasi sistem mutu benih.

Tugas Utama Administrasi

  • Mengagendakan Surat Masuk dan Keluar.
  • Membuat jadwal kegiatan dan menginformasikannya (rapat UPTD, peninjauan lapangan, pengawasan lapangan, pemeliharaan kolam walikota dan Sekda Kota Medan).
  • Melaksanakan administrasi UPTD Budidaya, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan.

Gambar 1 Kantor UPTD Budidaya

 

 

 2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Ikan Hias

2.2.1.1 Ikan Komet

Ikan komet termasuk dalam famili Cyprinidae dalam genus Carassius. Ikan komet merupakan salah satu jenis dari Cypridae yang banyak dikenal dikalangan masyarakat karena memiliki warna yang indah dan eksotis serta bentuk yang menarik. Kedudukan ikan komet di dalam sistematika (Lingga dan Susanto, 2003) adalah sebagai berikut :

Kelas               : Pisces

Sub kelas         : Teleostei

Ordo                : Ostariphisysoidei

Sub ordo         : Cyprinoidea

Famili              : Cyprinidae

Genus              : Carassius

Spesies            : Carassius auratus

Ikan komet untuk hidupnya memerlukan tempat hidup yang luas baik dalam akuarium maupun kolam dengan sistem aerasi yang kuat dan air yang bersih. Untuk menjaga kualitas airnya dianjurkan untuk mengganti minimal 25% air akuarium atau kolam tiap minggunya. Untuk bagian substrat dasar akuarium atau kolam dapat diberi pasir atau kerikil, ini dapat membantu ikan komet dalam mencari makan karena ikan komet akan dapat menyaringnya pada saat memakan plankton. Ikan komet dapat hidup dalam kisaran suhu yang luas, meskipun termasuk ikan yang hidup dengan suhu rendah (15-210 C) tetapi ikan komet juga membutuhkan suhu yang tinggi sekitar 27-300 C hal ini diperlukan saat ikan komet akan memijah. Untuk memperoleh suhu inilah maka ketinggian air didalam tempat pemijahan diharapkan hingga 15-20 c (Partical Fish Keeping, 2006).

Seleksi induk atau memilih induk merupakan langkah awal yang harus dilakukan pada kegiatan pembenihan Untuk ikan komet sendiri sangat mudah dilakukan seleksi terhadap induk yang matang gonad. Selain itu, induk ikan komet yang siap untuk melakukan pemijahan dapat ditandai dengan adanya tingkah laku dari kedua induk tersebut. Tingkah laku yang ditunjukkan adalah saling kejar-kejaran. Dimana, induk jantan terus mengejar atau mendekati induk betina, dengan adanya tingkah laku seperti ini maka dapat diasumsikan bahwa induk ikan komet tersebut siap untuk dipijahkan. Perbandingan induk yang digunakan dalam kegiatan praktikum pemijahan ikan komet adalah 1 : 2 (jantan : betina). Induk yang sudahdiseleksi selanjutnya dimasukkan kedalam wadah pemijahan (Zairin, 2002).

2.2.1.2 Ikan Manfish

Ikan Manfish yang dikenal juga dengan istilah 'Angel fish' ialah termasuk ikan bertulang sejati. Disebut Angel Fish, karena bentuk dan warnanya yang menarik dan gerakkannya yang tenang. Habitat asli ikan ini berasal dari perairan Amazon, Brazil, Columbia dan Peru di wilayah Amerika Selatan (Rachmatun, 1987).

Adapun klasifikasi dari ikan Manfish ini yaitu (Susanto, 2000) :

Kingdom         : Animalia

Sub Kingdom  : Metazoa

Phylum          : Chordata

Sub phylum    : Vertebrata

Superclass     : Osteichthyes

Class             : Actinopterygii

Ordo              : Perciformes

Family           : Cichlidae

Genus           : Pterophyllum

Species         : Pterophyllum scalare

Manfish hidup di perairan air tawar (pH 6 – 8) yang tenang arus airnya dan punya banyak tanaman air. Suhu air ideal untuk Manfish berkisar 24 – 30 oC. Ukuran ikan Manfish bisa mencapai panjang 7,5 cm (di kepustakaan ada yang menyatakan panjangnya bisa lebih dari 25 cm) (Effendi, 1997).

Manfish (Pterophyllum scalare) tergolong ke dalam famili Cichlidae, mempunyai ciri-ciri morfologis dan kebiasaan sebagai berikut:

  • Memiliki warna dan jenis yang bervariasi
  • Bentuk tubuh pipih, dengan tubuh seperti anak panah
  • Sirip perut dan sirip punggungnya membentang lebar ke arah ekor, sehingga tampak sebagai busur yang berwarna gelap transparan
  • Pada bagian dadanya terdapat dua buah sirip yang panjangnya menjuntai sampai ke bagian ekor.
  • Menjaga dan melindungi keturunannya.
  • Bersifat omnivorus
  • Tergolong mudah menerima berbagai jenis makanan dalam berbagai bentuk dan sumber

Beberapa jenis ikan Manfish yang dikenal dan telah berkembang di Indonesia antara lain: Diamond (Berlian), Imperial, Marble dan Black-White (Lingga, 2003).

2.2.1.3 Ikan Mas Pedang

Perikanan merupakan suatu kegiatan manusia yang terorganisir yang berkaitan dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perairan. Berdasarkan Undang-Undang tentang Perikanan No. 31 tahun 2004, yang dimaksud dengan perikanan adalah setiap kegiatan untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya perairan yang dilakukan dalam suatu sistem usaha perikanan (agribisnis perikanan / aquabusiness) dimulai dari pra-produksi, produksi, pengolahan, hingga pemasaran. (Effendie, H. 2003).

Ikan pedang/Swordtail/Xiphophorus helleri adalah salah satu ikan hias air tawar terpopuler. Nama Xiphophorus berasal dari bahasa Yunani ξίφος (pedang) dan φόρος (pembawa). Swordtail termasuk dalam golongan Livebearers, yaitu ikan yang berkembang biak melalui pembuahan internal. Tidak seperti kebanyakan ikan yang bertelur, Livebearers melahirkan anak-anak mereka. Bersama ikan Guppy ( Poecilia reticulata), Platy (Xiphophorus maculatus) dan Molly (Poecilia sphenops), Swordtail tergabung dalam keluarga Poecilidae. (Afrianto, E. 1998 ).

Swordtail biasanya berwarna merah. Akibat kawin silang dan mutasi, Swordtail yang ada sekarang sangat beragam dalam bentuk tubuh dan warna. Swordtail jantan dapat dikenali dengan mudah lewat bentuk ekor pedang mereka, sirip punggung lebih panjang, dan sirip perut yang lancip. Sementara betina, bentuk ekor dan sirip perut membulat seperti kipas dan lebih gemuk. Swordtail termasuk ikan yang gampang beradaptasi dengan berbagai kondisi air. Swordtail dapat tumbuh hingga 5 inci (13 cm) dan mampu hidup antara 3-5 tahun. Swordtail adalah omnivore. Makanan mereka bervariasi dari tumbuhan air seperti alga, hingga makhluk air berukuran kecil seperti cacing sutera dan larva nyamuk. Swordtail juga dapat makan pelet yang komersil dijual di pasara. (Sugama, 2006).

2.2.2 Ikan Konsumsi

2.2.2.1 Ikan Nila

Ikan nila merah Oreochromis niloticus merupakan ikan konsumsi yang digemari masyarakat dan termasuk dalam 10 komoditas yang menjadi target peningkatan produksi perikanan budidaya pada tahun 2014 sebesar 353% (KKP, 2010).

Kegiatan budidaya ikan nila masih mengalami beberapa kendala. Salah satu kendala tersebut yaitu adanya penyakit streptococcosis yang disebabkan oleh bakteri streptococcus agalactiae. Bakteri ini merupakan bakteri gram positif. Beberapa gejala klinis yang disebabkan oleh bakteri ini yaitu exophthalmia (mata menonjol keluar), warna tubuh kehitaman, dan pandarahan terutama pada sekitar anus dan kulit (lusiastuti et. Al., 2009).

Salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu pemberian sinbiotik. Sinbiotik merupakan kombinasi seimbang dari probiotik dan prebiotik dalam mendukung kelangsungan dan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan dalam saluran pencernaan makhluk hidup (Schrezenmeir dan Vrese, 2001).

2.2.2.2 Ikan Lele

Berdasarkan klasifikasi menurut taksonominya, ikan lele yang dikemukakan oleh Suyanto (2002) adalah sebagai berikut:

Phyllum           : Chordatan

Sub Phyllum    : Vetebrata

Class                : Pisces

Sub Class        : Teleostei

Ordo                : Ostariophysi

Sub Ordo        : Siluroidae

Family             : Clarridae

Genus              : Clarias

Spesies            : Clarias gariepinus

Menurut Sarwono (2008), ikan lele dumbo memiliki ciri-ciri bentuk tubuh yang memanjang  agak  silindris  (membulat)  dibagian  depan  dan  mengecil  dibagian ekornya, kulitnya tidak memiliki sisik, berlendir, dan licin sehingga sulit saat di tangkap meggunakan tangan. Diatas rongga insang terdapat selaput alat pernapasan tambahan  (labirin)  yang  memungkinkan  lele  dumbo  dapat  mengambil  oksigen langsung dari udara.

Lele dumbo memiliki 5 (lima) buah sirip yang terdiri dari sirip pasang (ganda) dan sirip tunggal. Sirip yang berpasangan adalah sirip dada (pectoral) dan sirip perut (ventral). Sedangkan yang tunggal adalah sirip punggung  (dorsal),  ekor  (caudal) serta sirip dubur (anal).Pada sirip dada dilengkapi dengan pati dan taji beracun. Jika dibandingkan lele local, patil lele dumbo lebih pendek dan tumpul. Selain memiliki kemampuan dapat meloloskan diri pada kolam perairan dengan cara melompat, ikan lele dumbo juga mampu melakukan gerakan zig-zag diatas tanah tanpa air dalam waktu yang cukup lama asalkan tanah dalam keadaan lembab (Santoso, 2003).

Lele  dumbo  memiliki  sungut  yang  berada  disekitar  mulut.  Sungut  ini berjumlah 8 buah atau 4 pasang. Sungut berfungsi untuk mengenal mangsanya, lele dumbo juga dapat mengenal dan menemukan makanan dengan cara rabaan (tentakel) dengan menggerakan salah satu sungutnya (Santoso, 2003). Secara

Habitat dan Tingkah Laku

Semua  perairan  tawar  dapat  menjadi  lingkungan  hidup  atau  habitat  lele dumbo, seperti waduk, bendungan, danau, rawa, atau genangan air tawar lainnya. Namun, lele dumbo juga dapat ditemukan di sungai yang arus airnya tidak terlalu deras, sehingga lele dumbo ini dapat dikatakan lebih menyukai perairan yang arusnya lamban, lele dumbo kurang menyukai perairan yang berarus deras (Bachtiar, 1995).

Ikan  lele  dumbo  sangat  toleran  terhadap  suhu  yang  cukup  tinggi,  yaitu berkisar antara 20oC – 35oC dan dapat hidup diperairan yang kondisi lingkungannya sangat  jelek.  Ikan  lele  dumbo  dapat  mengambil  oksigen  dengan  cara  melakukan pertukaran gas yang terjadi melalui organ aboresent yang terletak dalam ruang atas insang. Oleh sebab itu, ikan lele memiliki kemampuan bernafas dengan udara secara langsung yang memungkinkan ikan lele dapat bertahan hidup didalam lumpur pada musim kemarau (Santoso, 1995).

Ikan lele dumbo terkenal dengan sifat nocturnalnya yaitu aktif pada malam hari,  sedangkan  pada  siang  hari  ikan  lele  ini  jarang  menampakan  diri  dan  lebih menyukai tempat yang gelap dan sejuk. Namun kebiasaan ini dapat diubah dengan dibiasakannya memelihara dikolam-kolam, dimana pemberian pakannya diberikan pada siang hari (Santoso, 1995). Pada waktu siang hari, ikan lele lebih menyukai bersembunyi dibalik batu, lubang dan rumput-rumput yang ada didasar perairan, dan karena aktif pada malam hari maka mata ikan lele ini tidak terlalu berperan penting. Sedangkan organ-organ yang berperan penting adalah pembau yang berupa sungutsungut yang berada disekitar mulutnya.

Perkembangbiakan

Dalam hal pemijahan ikan lele bukanlah musiman sepeti halnya ikan patin ataupun  ikan  bawal.  Ikan  lele  dapat  memijah  dalam  sepanjang  tahun.  Apabila pemberian  pakan  tambahan  sangat  cukup,  maka  ikan  lele  dumbo  dapat  berpijah selama 6-8 minggu. Ikan lele dumbo ini tergolong ikan yang cepat besar, apabila akan dipijahkan ikan lele dumbo ini harus memiliki berat badan minimal 600 – 700 gram, dan umurnya harus diatas 1 tahun. Ikan lele dumbo ini akan mencapai dewasa setelah berumur 2-3 tahun dan akan mulai memijah selama musim hujan sampai dengan akhir musim hujan (Susanto, 2002).  Adapun perbedaaan induk jantan dan betina dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini

Tabel 1. Ciri-ciri induk ikan lele dumbo

Jantan

Betina

kepala lebih kecil kepala lebih besar
warna kulit dada tua (gelap) warna kulit dada agak kurang
urogenital  agak  menonjol,  memanjang kearah belakang dan bpewarna kemerahan urogenital berbentuk oval dan berwana kemerahan
perut labih langsing dan kenyal perut lebih gemuk dan lunak
gerakannya lincah (agresif) gerakan  lambat
jika  di  striping  mengeluarkan  cairan putih (sperma) jika  di  striping mengeluarkan  cairan  kekuningkunigan (telur)

Sumber : Anonym, (2006)

Biasanya ikan lele yang akan memijah mencari tempat untuk meletakan telur telurnya  yaitu  substrat  yang  berupa  batu-batuan,  rumput  atau  ranting  kayu  yang tenggelam dalam air yang kedalamannya sekitar 10 cm dengan arus yang tidak terlalu deras atau tenang. Pemijahan ikan lele berlangsung selama beberapa jam saja, dimana induk betina akan memulai mengeluarkan dan meletakan telur-telurnya pada substrat dalam beberapa kelompok, kemudian diikuti oleh keluarnya sperma dari lele jantan menyatu pada telur-telur tersebut. Setelah telur dan sperma tercampur ikan betina mengibaskan ekornya agar telur-telur tersebut merata pada substrat yang ada disekitar (Susanto, 2002).

Pakan dan Kebiasaan Makan

Ketika  dipelihara  atau  dibudidayakan  dikolam,  Lele  dumbo  juga  dapat diberipakan bangkai dari limbah peternakan atau diberi pakan buatan seperti pellet. Lele dumbo merupakan ikan yang sangat responsif terhadap pakan. Artinya, hampir semua pakan yang diberikan sebagai ransum atau pakan sehari-hari akan disantap dengan  lahap.  Itulah  sebabnya  ikan  ini  cepat  besar dalam  masa  yang singkat. Keunggulan ini dimanfaatkan para pembudidaya ikan lele dumbo dengan memberikan  pakan  yang  mengandung  nutrisi  tinggi  untuk  memicu  laju pertumbuhannya. Harapannya dalam waktu yang relatif singkat lele dumbo sudah bisa dipanen dan dipasarkan sebagai ikan konsumsi (Khairuman, 2002).

Menurut  Mahyuddin  (2008),  lele  mempunyai  kebiasaan  makan  didasar perairan atau kolam. Berdasarkan jenis pakannya lele digolongkan sebagai ikan yang bersifat karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, Lele memakan cacing, siput air, belatung, laron, jentik-jentik, serangga air, kutu air. Karena bersifat karnivora pakan yang baik untuk ikan lele adalah pakan tambahan yang mengandung protein hewani. Jika pakan yang diberikan banyak mengandung protein nabati, pertumbuhan akan  lambat.  Lele  bersifat  kanibalisme,  yaitu  suka  memakan  jenis  sendiri.  Jika kekurangan  pakan  ikan  ini  tidak  segan-segan  untuk  memakan  atau  memangsa kawannya sendiri yang berukuran lebih kecil.

Kualitas Air

Air  merupakan  faktor  terpenting  dalam  budidaya  ikan.  Bukan  hanya  lele, ikan-ikan lain pun untuk hidup dan berkembang biak memerlukan air. Tanpa air ikan tidak akan dapat hidup. Karenanya, kualitas air harus di perhatikan agar kegiatan budidaya  berjalan  sesuai  dengan  yang  di  harapkan.  Kualitas  air  adalah  variable-variabel yang dapat mempengaruhi kehidupan lele. Variabel tersebut dapat berupa sifat fisika, kimia, dan biologi air. Sifat-sifat fisika air meliputi suhu, kekeruhan, dan warna air. Sifat kimia air adalah kandungan oksigen (O2), karbondioksida (CO2), pH (derajat keasaman), amoniak (NH3), dan alkalinitas. Sifat bilologi meliputi plankton yang hidup disuatu perairan (Khairuman dan Amri, 2002). Berikut tabel parameter kualitas air :

Tabel 2. Parameter kualitas air

No

Parameter

Kisaran

Alat yang digunakan

1

Suhu

25 – 32˚C

Thermometer

2

DO

5 – 7 ppm

DO meter

3

Ph

6 – 8

Ph meter

4

Kecerahan

15-30 Cm

Secchidish

Sumber : Anonym (2006)

Teknik Pemijahan

Masalah utama pembenihan lele dumbo adalah ketersediaan air yang cukup dan berkualitas baik. Pemijahan lele dumbo harus menggunakan air bersih dan tidak tercemar bahan beracun baik air hujan, air irigasi, maupun air tanah dari mata air atau sumur. Di alam, lele dumbo aktif berpijah di pinggiran sungai selama musim hujan. Untuk itu faktor utama yang di perhatikan dalam usaha pembenihan adalah sebagai berikut:

Seleksi induk

Seleksi induk bertujuan untuk meningkatkan mutu agar menghasilkan benih yang berkualitas, sifat-sifat induk yang telah diseleksi diharapkan dapat mewariskan keturunannya  (Sutisna  dan  Sutarmanto, 2006).  Induk  betina  yang  sudah  matang memiliki  ciri-ciri  perut  gendut,  jika  diraba  terasa  lembek,  dan  bagian  duburnya tampak kemerahan. Sementara itu ciri-ciri induk jantan adalah jika diurut kearah ekor akan keluar cairan putih (sperma) (Anonym, 2008).

Penyuntikan

Pasangan induk lele dumbo yang cocok dan telah matang kelamin akan segera memijah setelah di masukkan ke dalam kolam pemijahan. Biasanya ikan lele dumbo berpijah pada tengan malam menjelang pagi yakni sekitar pukul 07.00-04.00 tetapi proses pemijahan tersebut kadang-kadang mundur sampai sehari lebih (24-36 jam). Hormon yang digunakan untuk merangsang lele dumbo agar memijah adalah hormon alamiah (dari kelenjar hipofisa) dan hormon buatan. Hormon yang di ambil dari kelenjar hipofisa yang teletak di bagian bawah otak kecil ikan. Kelenjar hipofisa ini hanya sebesar butir kacang hijau bahkan lebih kecil (Khairuman, 2002).

Streeping dan pembuahan

Menurut Arie dkk. (2006), setelah 10-12 jam dari penyuntikan, induk betina siap di streeping (pengurutan telur kearah kelamin). Sebelum melakukan streeping pada induk betina, terlebih dahulu menyiapkan sperma jantan. Pengambilan sperma jantan dengan cara membedah perut induk jantan dan mengambil kantong sperma dengan cara mengunting. Selanjutnya sperma di tampung di gelas yang sudah diisi dengan  NaCl  aduk  hingga  merata.  Setelah  sperma  jantan  di  siapkan,  kemudian dilakukan  pengurutan  induk  betina.  Langkah-langkah  pembuhan  telur  sebagai berikut: telur di tampung dalam baskom plastik, kemudian masukan larutan sperma sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai merata, telur yang sudah terbuahi dibilas dengan untuk mencuci telur yang kotor.

Penetasan telur

Menurut Susanto (2005), telur yang dikeluarkan pasangan induk ini biasanya melekat pada ijuk dan sebagian besar berserakkan di sarang dasar. Diameter telur berkisar antara 1.3-1.6 mm dan akan menetas selama 1-2 hari selama 2-3 hari telur biasanya akan menetas seluruhnya. Begitu proses pemijahan selesai antara jam 05.00-06.00  pagi   kakaban  harus  segera  di  angkat  dan  di  pindahkan  ke  dalam  kolam penetasan.

Untuk  menghindari  tumbuhnya  jamur,  kakaban  yang  sudah  berisi  telur tersebut sebaiknya di rendam terlebih dahulu, karena sifat telur lele menempel maka perlu kakaban. Selama proses penetasan telur usahakan sirkulasi air berjalan dengan baik dan air yang masuk lewat pemasukkan berjalan secara perlahan-lahan (Susanto, 2005).

Perawatan Larva

Setelah telur menetas semua waktu 2-3 hari selanjutnya mengangkat kakaban di dalam hapa satu persatu pengangkatan harus hati-hati agar kualitas air tetap terjaga. Larva yang baru menetas belum perlu di beri makanan. Sebab masih mempunyai makanan cadangan berupa kuning telur. Dengan perawatan dan makanan yang baik dalam  tempo  1  bulan  benih  lele  dapat  tumbuh  hingga  mencapai  3-5  cm.  Tahap pemberian pakan larva dapat dilihat pada Tabel 3.  Pekerjaan pokok perawatan lele adalah  membersihkan  telur,  siphonisasi,  cangkang  dan  telur  busuk,  dan mempertahankan konsentrasi oksigen pada suhu optimal.

Tabel 3. Tahap pemberian makanan larva

No

Umur Makanan yang di berikan Keterangan

1

0-3 hari Belum di beri makanan karena masih ada kuning telur

Di larutkan

2

4-6 hari Kuning telur di rebus

3

7-14 hari Rotifera, kutu air (disaring)

4

15-30 hari Kutu air, jentik nyamuk hidup, cacing rambut

Sumber : Santoso (2005)

Pemanenan larva

Sebelum dilakukan pemanenan larva ikan, terlebih dahulu siapkan  alat-alat yang  akan  digunakan  seperti  ember,  Sesser,  jarring  halus  atau  happa  sebagai penyimpan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air daribak agar benih tidak terbawa arus. Panen larva di mulai pada pagi hari, yaitu antara jam 05.00-06.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak boleh lewat dari jam 09.00 pagi. Hal ini di maksudkan untuk menghindari teriknya matahari yang menyebabkan larva strees. Pemanenan mula-mula dilakukan dengan menyurutkan air dalam bak secara perlahan-lahan. Setelah air surut larva mulai ditangkap dengan seser atau jarring halus dan ditampung dalam ember (Suseno, 1999).

BAB III

METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanan KKP (Kuliah Keja Praktek) dilakukan selama 21 hari terhitung dari tanggal 20 Januari 2014 sampai 09 Februari 2014. Lokasi KKP (Kuliah Keja Praktek) yang dilakukan terletak diprovinsi Sumatera Utara Kota Medan di UPTD (Unit Pelayanan Teknis Daerah) Budidaya dibawah naungan Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan, UPTD Budidaya beralamat jalan bunga gayong, kelurahan ladang bambu kec.medan tuntungan.

3.2 Alat dan Bahan

            Alat dan bahan yang digunakan selama KKP (Kuliah Kerja Praktek) berdasarkan kelompok kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :

3.2.1        Ikan Hias

No Alat dan Bahan Jumlah
1 Sepatu boat Perorang
2 Bak Pemijahan Ikan Hias Disesuaikan
3 Mesin Air 2 Unit
4 Pakan Ikan Disesuaikan
5 Enceng Gondok Disesuaikan
6 Jaring Bertangkai 5 Unit
7 Selang (sifon) 5 Unit
8 Aerator 1 Unit
9 Timba 5 Unit
10 Air bersih Seperlunya

3.2.2        Ikan Konsumsi

3.2.2.1  Ikan Nila

No Alat dan Bahan Jumlah
1 Tangguk/ jarring 2 (unit)
2 Sepatu boat Perorang
3 Steroform 2 (unit)
4 Air bersih Seperlunya
5 Pakan Disesuaikan
6 Timbangan 1 Unit
7 Ember 1 Unit

3.2.2.2 Ikan Lele

No Jenis Jumlah Fungsi
1 Bak pemijahan

- Beton

- Fiber

12

4

Sebagai wadah pemijahan
2 Bak inkubasi 2 Sebagai wadah inkubasi telur
3 Bak perawatan larva 9 Sebagai wadah perawatan larva
4 Bak penampungan

Air

2 Sebagai wadah penampungan air
5 Pompa robin 2 Untuk memompa air ke kolam
6 Selang sipon 2 Untuk menyipon bak/akuarium
7 Styrofoam 10 Sebagai wadah pengangkutan

Benih

8 Baskom 4 Sebagai wadah pengangkutan

Benih

9 Ember 5 Sebagai wadah pengangkutan

Benih

10 Timbangan 2 Untuk menimbang induk

3.3      Prosedur Kerja

3.3.1        Ikan Hias

3.3.1.1  Ikan Comet

  1. Disiapkan wadah ukuran 2×1 m untuk bak pemijahan dan juga aeratornya
  2. Disiapkan induk comet yang telah siap untuk dipijahkan
  3. Disiapkan tanaman enceng gondok untuk melekatkan telurnya
  4. Disiapkan wadah akuarium untuk pembenihan dan juga aeratornya
  5. Ditunggu dalam 3 hari untuk penetasan

3.3.1.2  Ikan Manfish

  1. Disiapkan wadah untuk bak pemijahan
  2. Disiapkan induk manfish yang telah siap untuk dipijahkan
  3. Disiapkan daun ketapang untuk menetralkan pH dan mengubah warna air
  4. Disiapkan wadah akuarium untuk pembenihan dan juga aeratornya
  5. Ditunggu dalam 3 minggu untuk penetasan

3.3.1.3  Ikan Mas Pedang

  1. Disiapkan wadah bak fiber  ukran lebar  1 m x panjang 2 m
  2. Di isikan air untuk mengecek bak fiber bocor atau tidak
  3. Di bersihkan dan di cuci bersih bak fiber apa bila tidak ada kebocoran
  4. Di isi air ke dalam bak  setinggi 10-15 cm
  5. Di pilih indukan jantan dan betina yang sudah siap untuk memijah dengan perbandingan 1:3
  6. Di satukan induk yang sudah dipilih ke dalam bak yang sudah siap
  7. Di masukkan eceng gondok yang sudah di cuci bersih ke dalam bak pemijahan sebagai tempat bersembunyi benih sewakt lahir
  8. Di pisahkan benih ke bak penampungan benih untuk meng hindari terjadinya kanibalisme
  9. Di soltir benih yang sdah besar dan masih kecil untuk dipisahkan
  10. Di beri makan 2 kali sehari pagi dan sore
  11. Di control semua hal yang memungkinkan bahaya bagi ikan untuk di tanggulangi

3.3.2        Ikan Konsumsi

3.3.2.1 Ikan Nila

Prosedur Kerja Pemilihan Induk nila

  1. Ambil satu persatu induk nila dalam steroform hasil penangkapan dari wadah sediaan induk baik jantan maupun betina.
  2. Pilihlah induk yang cukup memenuhi syarat untuk dipijahkan dan masukkan ke dalam stroform berisi air lainnya yang telah disediakan.
  3. Masukkan kembali induk yang belum layak untuk dipijahkan ke wadah sediaan induk.

Prosedur Kerja Penanganan Hasil Pemijahan

  1. 10 hari setelah induk nila ditebar di kolam pemijahan, pasanglah keramba jaring tancap dengan mata jaring halus di kolam untuk persiapan panen benih nila.
  2. 2 minggu setelah induk nila ditebar di kolam pemijahan, amati benih halus yang dihasilkan   oleh induk yang memijah di permukaan airkolam.
  3. Lakukan pengamatan setiap hari pada pagi hari sebelum dilakukan pemberian pakan.
  4. Jika terlihat benih dipermukaan  air kolam, maka segeralah lakukan pemanenan agar benih tidak kembali ke mulut induknya.
  5. Persiapkan steroform berisi air sebagai wadah benih saat panen benih halus dan pergunakan tangguk dengan jaring bermata halus untuk memanen benih.
  6. Selanjutnya lakukan kegiatan ini maksimal setiap 3 hari hingga menjelang waktu pengurasan kolam pemijahan.

Prosedur Kerja Pemberian Pakan Benih Nila

  1. Timbang pellet sebanyak 5-8 % dari rata-rata total berat benih lalu bagi pakan menjadi 3 takaran untuk waktu pemberian pakan pagi, siang dan sore. masukkan ke dalam ember pakan.
  2. Rendam pellet sebelum dilakukan pemberian pakan setiap takaran  dengan air bersih selama 5 – 10 menit.
  3. Berikan pakan setelah pellet lembut dengan cara menaburkan pellet secara merata di permukaan air kolam sambil diperhatikan jumlah pakan yang dimakan oleh ikan.. Bila kurang, maka pakan ditambah dan bila berlebih, maka pada saat pemberian pakan berikutnya jumlah pakan dikurangi.

3.3.2.2 Ikan Lele

Pemeliharaan Induk

  1. Amati tingkahlakuikan pada saat pemberian pakan.
  2. Jika ada tanda – tanda tidak sehat ( ikan tidak selera makan, selalu terapung di permukaan dan terpisah dari gerombolan ikan lainnya),  maka ikan harus ditangkap dan masukkan ke dalam srerofom kemudian pindahkan ke wadah karantina untuk dilakukan tindak lanjut atau tindak lanjut dapat dilakukan pada wadah semula.
  3. Lakukan pencegahan penyakit pada ikan dengan cara pemberian suplemen ikan berupa probiotik dan vitamin C yang dicampur pada pakan serta  desinfektan yang dilarutkan pada air kolam sesuai dengan dosis dan aturan pemakaian.
  4. Lakukan pengobatan dengan jenis obat yang sesuai, bila terdapat tanda sakit pada ikan sesuai dengan petunjuk dan aturan pengobatan.

Persiapan Pemijahan Lele

  1. Kikis kotoran dan lumut yang melekat pada lantai dan dinding bak yang kosong menggunakan skrap.
  2. Semprotkan air untuk membuang hasil kikisan dengan mengarahkannya ke saluran pembuangan menggunakan sapu air.
  3. Gosok sisa – sisa kotoran yang masih melekat menggunakan sikat.
  4. Semprotkan air untuk membersihkanya secara berulang kemudian buang air dengan mengarahkanya ke saluran pembuangan menggunakan sapu air. Keringkan bak minimal 1 jam.

Seleksi Induk

  1. Tangkap induk oleh dua orang di dalam kolam dengan membentangkan jaring tangkap.
  2. Pegang ujung atas dan bawah kemudian tarik dengan ketat.
  3. Berjalan dari dinding kolam satu ke dinding kolam lainnya dengan tetap membentangkan jaring.
  4. Setelah mencapai dinding kolam  angkatlah ujung jaring bagian bawah ke atas secara bersamaan, maka dengan sendirinya induk  lele akan masuk. Ambil induk dalam jaring menggunakan tangguk lalu masukkan ke dalam steroform.

Pemijahan

  1. Angkat dan letakkan  steroform yang berisi induk lele yang telah dipilihdekat bak pemijahan.
  2. Siram induk dengan air bersih agar lumpur yang melekat pada tubuh induk yang berasal dari kolam induk terlepas.
  3. Timbang induk untuk mengetahui beratnya. Pindahkan induk ke bak pemijahan berpasangan dengan hati – hati agar tidak melompat menggunakan tangguk.

Penetasan Telur

  1. Sebarkan telur  dengan cara mengangkat dan memindahkan 2/3 dari kakaban  yang berisi telur menggunakan steroform dengan hati – hati dan biarkan 1/3 dari sisa kakaban berada di bak pemijahan.
  2. Bagikan menjadi 2 bak setiap hasil pemijahan sepasang induk (tergantung besar induk yang dipijahkan ). Berikan aerasi bila perlu dan biarkan telur menetas dengan sendirinya.

Pemeliharaan Larva

  1. Lakukan pengamatan setiap 3 hari
  2. Pengamatan dilakukan 3 kali dalam 1 hari, yaitu pagi (jam 08.0009.00) , sore (jam 16.00-17.00)  dan malam (jam 20.00-24.00)
  3. Ambilah air sampel secukupnya menggunakan gelas ukur.
  4. Pengamatan harus dilakukan di tempat terdekat dengan lokasi pengambilan air sampel.

 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil

Hasil dapat dilihat pada lampiran.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Ikan Hias

4.2.1.1 Ikan Komet

Komet (Carassius auratus-auratus) pertama kali dibudidayakan oleh masyarakat Cina pada tahun 1729. awalnya bentuk komet sama seperti ikan koki. Karena memang kedua ikan ini berasal dari satu kerabat, yakni dari keluarga Cyprinidae. Kemudian pada zaman Dinasti Ming (1368-1644) popularitas komet semakin menanjak. Saat inilah bermunculan ikan koki dengan tubuh yang unik dan bervariasi. Setelah itu, penyebaran komet berkembang ke Jepang. Di negara Matahari Terbit, komet terus mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga dihasilkan jenis-jenis baru dengan bentuk yang lebih variatif seperti saat ini.

Di Indonesia, komet termasuk ikan hias yang banyak memiliki penggemar. Hal ini dapat dibuktikan dengan seringnya diadakan kontes komet dengan peserta yang boleh dibilang sangat banyak. Jenis ikan dengan telur diserakkan, ini merupakan yang terbanyak. Ikan ini menempatkan telurnya disembarang tempat, bisa di tanaman air atau di jatuhkan begitu saja di dasar perairan. Ikan komet merupakan ikan yang cukup rentan penyakit hal ini disebabkan karena kondisi air pada tempat pemeliharaan ikan komet cepat menjadi kotor disebabkan oelh hasil buangan dari ikan komet yang banyak (kotoran). Komet (carassius auratus- auratus) adalah jenis ikan air tawar yang hidup di perairan dangkal yang airnya mengalir tenang dan berudara sejuk. Ikan ini digemari masyarakat karena keindahan warna, gerak-gerik, dan bentuk tubuhnya yang unik. Berbeda dengan ikan hias lainnya, komet termasuk ikan ikan hias sepanjang masa. Hal ini dibuktikan dengan selalu tersedianya komet disetiap toko penjual ikan hias, sehingga harga jual cenderung stabil.

 Persiapan wadah

Pemijahan untuk kegiatan pembenihan ikan komet, wadah yang digunakan adalah bak semen  berukuran 1×2 m dengan bentuk persegi panjang. Bak semen yang digunakan sebelumnya dibersihkan untuk menghilangkan jamur-jamur dan bakteri yang masih menempel. Seperti kita ketahui bahwa air merupakan media yang sangat penting bagi budidaya ikan. Untuk itu perlu disediakan air yang sangat bersih dan steril. Air yang digunakan untuk pemijahan ini adalah air yang berasal dari air sumur,  Bak pemijahan ikan komet diaerasi supaya kandungan oksigen yang ada di dalamnya bertambah. Air terserbut dimasukana kedalam bak semen dengan ketinggian 10 cm, kemudian aerasi. Ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya. Jadi telur yang dikeluarkan oleh induk diletakkan pada substrat. Sehingga dalam kegaitan pemijahannya perlu dipersiapkan substrat sebagai tempat menempelnya telur. Ada banyak jenis tanaman air yang dapat dipakai sebagai substrat. Tanaman air tesebut dibagi kedalam dua kelompok yaitu tanaman tumbuh mengapung dan tanaman tumbuh didasar. Dalam kegiatan yang dilakukan  menggunakan salah satu tanaman air dari dua kelompok tersebut. Tanaman air yang digunakan yaitu tanaman yang tumbuhnya mengapung seperti enceng gondok (Eichornia crassipes). Sebelum enceng gondok digunakan terlebih dahulu dibersihkan. Dengan demikian enceng gondok terbebas dari bakteri maupun pathogen. Setelah itu, barulah enceng gondok dimasukkan kedalam bak pemijahan.

Memilih induk

Seleksi induk atau memilih induk merupakan langkah awal yang harus dilakukan pada kegiatan pembenihan Untuk ikan komet sendiri sangat mudah dilakukan seleksi terhadap induk yang matang gonad. Selain itu, induk ikan komet yang siap untuk melakukan pemijahan dapat ditandai dengan adanya tingkah laku dari kedua induk tersebut. Tingkah laku yang ditunjukkan adalah saling kejar – kejaran. Dimana, induk jantan terus mengejar atau mendekati induk betina, dengan adanya tingkah laku seperti ini maka dapat diasumsikan bahwa induk ikan komet tersebut siap untuk dipijahkan. Perbandingan induk yang digunakan dalam kegiatan KKP pemijahan ikan komet adalah 2 : 2 (jantan : betina). Induk yang sudah diseleksi selanjutnya dimasukkan kedalam wadah pemijahan.

 Pemijahan

Induk yang digunakan dalam kegiatan ini dengan perbandingan 2:2 induk yang digunakan dalam KKP yaitu dengan perbandingan 2 : 2 ( ♀ : ♂).  Induk ini kemudian dimasukkan dalam bak semen yang sudah diisi air dan dilengkapi dengan enceng gondok sebagai substrat. Pemijahan ikan komet berlangsung pada malam hingga waktu dini hari.

Penetasan telur

Penetasan telur dilakukan pada akurium pemijahan langsung. Karena ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya maka, setelah proses pemijahan selesai dan telur sudah melekat pada substrat induk Enceng gondok  diangkat atau dikeluarkan dari dalam bak pemijahan. Hal ini dilakukan agar induk ikan komet tidak memakan telur yang telah dikeluarkan tersebut. Setelah 2 – 3 hari telur akan menetas, setelah menetas kemudian enceng gondok diangkat dari dalam akuarium. Larva yang baru menetas belum diberi makan hingga berumur 2 – 3 hari karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sac-nya (kuning telur).

Pemeliharaan Larva

Larva umur 7 hari hanya sebesar jarum, kondisinya masih lemah, tetapi sudah mulai belajar memperoleh pakan dari luar tubuhnya. Untuk itu, perlu disediakan pakan yang memenuhi syarat untuk mengurangi risiko kematian benih. Pemberian pakan tambahan diperlukan setelah Seminggu pemeliharaan dengan pakan alami seperti cacing sutra (tubifex sp) dan artemia sp.

4.2.1.2 Ikan Manfish

Ikan manfish (Angle Fish) berasal dari Amerika Selatan, tetapi telah banyak di budidayakan di Indonesia. Ikan manfish disebut Angle Fish (Ikan Bidadari), karena bentuk dan warnanya menarik serta gerakkannya yang tenang.

Morfologi Dan Kebiasaan Ikan Manfish, yaitu :

  • Memiliki warna dan jenis yang bervariasi
  • Bentuk tubuh pipih, dengan tubuh seperti anak panah
  • Sirip perut dan sirip punggungnya membentang lebar ke arah ekor, sehingga tampak sebagai busur yang berwarna gelap transparan
  • Pada bagian dadanya terdapat dua buah sirip yang panjangnya menjuntai sampai ke bagian ekor.
  • Menjaga dan melindungi keturunannya.
  • Bersifat omnivorus
  • Tergolong mudah menerima berbagai jenis makanan dalam berbagai bentuk dan sumber

Kegiatan Dalam Budidaya Ikan Manfish

  • Pengelolaan Induk
  • Perbedaan Induk Jantan dan Betina
  • Pemilihan Induk
  • Cara Pemijahan
  • Pemeliharaan Benih
  • Pembesaran
  • Penyakit dan Penanggulangannya

Pengelolaan Induk

Ikan manfish dapat dijadikan induk setelah umurnya mencapai 7 bulan dengan ukuran panjang ± 7,5 cm, pemberian pakan yang baik seperti jentik nyamuk, cacing Tubifex, atau Chironomos, diberikan perlakukan obat secara periodik  Obat yang biasa digunakan antara lain Oxytetracycline dan garam. Sebelum dipijahkan, induk manfish dipelihara secara massal ( jantan dan betina ) terlebih dahulu dalam 1 akuarium besar (ukuran 100x60x60 cm3).  Setelah matang telur, induk manfish akan berpasangan dan memisahkan dari ikan lainnya. Induk yang berpasangan tersebut sudah dapat diambil dan dipijahkan pada tempat pemijahan.

Perbedaan induk jantan dan betina

Induk  Jantan

  • Ukuran relatif lebih besar dari induk betina pada umur yang sama
  • Dilihat dari atas perut pipih atau ramping
  • Bentuk kepala agak besar
  • Antara mulut dan sirip punggung berbentuk cembung.

Induk  Betina

  • Mempunyai ukuran relatif lebih kecil dari induk jantan
  • Perut terlihat besar dan menonjol
  • Kepala lebih kecil
  • Antara mulut ke sirip punggung membentuk garis lurus, kadang-kadang menonjol sedikit

Pemilihan Induk

  • Induk yang baik untuk dipijahkan adalah yang telah berumur lebih dari 7 bulan, dengan panjang induk jantan + 7,5 cm dan induk betina + 5 cm
  • Untuk penentuan pasangan secara cermat, yaitu dengan cara menyiapkan induk-induk yang telah matang telur dalam satu bak (2 x 2) meter persegi dengan ketinggian air + 30 cm. Umumnya ikan manfish akan memilih pasangannya masing-masing. Hal ini dapat terlihat pada malam hari, ikan yang telah berpasangan akan memisahkan diri dari kelompoknya.
  • Ikan yang telah berpasangan ini segera diangkat untuk dipijahkan.

Cara Pemijahan

  • Tempat pemijahan dapat berupa bak viber, diisi air yang telah diendapkan setinggi 30 – 60 cm
  • Siapkan substrat dapat berupa daun ketapang, seng plastik, kaca, keramik atau genteng dengan lebar + 10 cm dan panjang + 20 cm
  • Substrat diletakkan secara miring atau terlentang
  • Sebelum terjadi pemijahan, induk jantan akan membersihkan substrat dengan mulutnya
  • Setelah terjadi pemijahan, telur akan menempel pada substrat. Untuk satu kali pemijahan telur dapt berjumlah 2.000 ~ 3.000 butir
  • Selama pemijahan induk akan diberi makan kutu air dan cuk.

Pemeliharaan Benih

  • Ditunggu sampai telur sudah menetas
  • Setelah menetas dan menjadi benih, ditunggu selama 4 hari
  • Kemudian baru dipindahkan ke wadah akuarium untuk benih manfish tersebut

Pembesaran

  • Benih yang sudah dipindahkan ke akuarium diberi makan dengan tubifex atau dapnia
  • Pada keadaan terbatas kepadatan lebih dari 100 ekor, asal ketinggian air ditambah serta diberi pompa udara
  • Pembersihan kotoran dilakukan setiap hari dengan menyiphon dan air sebagaimana semula.

Penyakit dan Penanggulangannya

Ikan manfish dikenal cukup peka terhadap serangan penyakit, untuk itu diperlukan pengelolaan secara baik dengan menjaga kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan.  Beberapa jenis parasit yang biasa menyerang benih/induk Manfish antara lain adalah : Trichodina sp., Chillodonella sp. dan Epystilys sp.  Sedangkan bakteri yang menginfeksi adalah Aeromonas hydrophilla. Beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk menanggulangi serangan penyakit parasitek antara lain : Formalin 25%, NaCl 500 ppm.  Sedangkan untuk penyakit bakterial dapat digunakan Oxytetrachycline 5 – 10 ppm dengan cara perendaman 24 jam.

4.2.1.3 Ikan Mas Pedang

Sistem akuakultur merupakan seperangkat sarana dan prasarana budidaya yang saling mempengaruhi dan berfungsi secara terpadu, yang mana terdiri atas subsistem-subsistem seperti; ikan, wadah budidaya, air, pakan, dan berbagai peralatan penunjang lainnya..

Siklus Hidup Ikan Pedang/Swordtail

Ikan pedang/Swordtail/Xiphophorus helleri adalah salah satu ikan hias air tawar terpopuler. Nama Xiphophorus berasal dari bahasa Yunani ξίφος (pedang) dan φόρος (pembawa). Swordtail termasuk dalam golongan Livebearers, yaitu ikan yang berkembang biak melalui pembuahan internal. Tidak seperti kebanyakan ikan yang bertelur, Livebearers melahirkan anak-anak mereka. Swordtail tergabung dalam keluarga Poecilidae. Ukuran ikan pedang dewasa berkisar antara 10-12 cm. Di dalam akuarium, ikan pedang lebih menyukai berenang di area sekitar permukaan (top level). Perbandingan jumlah ikan pedang jantan dan betina yang ideal adalah 1:3. Ikan pedang jantan terkenal aktif secara seksual. Jika jumlah jantan melebihi rasio ideal, ikan pedang betina akan mudah kelelahan dan stress karena terus menerus diganggu oleh beberapa pejantan.

Cara Membudidayakannya

 Pemilihan Induk

 Pilihlah induk yang berukuran relatif besar, bentuk tubuh yang mengembung serta mempunyai warna yang indah. Induk jantan mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yang panjang. Tubuhnya rampaing, warnanya lebih cerah, sirip punggung lebih panjang dan kepalanya besar. Induk betina dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus. Tubuhnya gemuk, warnanya kurang cerah, sirip punggung biasa dan kepalanya agak runcing.ikan pedang yang saya pijahkan perbandingannya 1:3 dengan jumlah semuanya 15 ekor ikan ekor pedang jantan dan 30 ekor ikan pedang betina dan d pijahkan dalam satu wadah bak fiber kemudian dalam bak diberikan eceng gondok sebagai tempat perlindungan benih yang baru lahir nanti supaya tidak di makan oleh ikan pejantan.

Persiapan wadah

wadah yang ingin digunakan untuk proses pemijahan harus bersih dari zat-zat berbahaya dan terlindung dari sinar matahari langsung,dan yang paling harus di perhatikan yaitu jangan sampai bak yang kita gunakan untuk proses pemijhan bocor,itu bias berakibat fatal bagi kita.ketinggian air yang d masukkan yaitu antara 10-15 cm. ikan lebih menyukai air yang sedikit keruh dari pada air jernih, karena ikan akan merasa dirinya nyaman apabila air dalam wadah keruh, apabila jernih sekali itu boleh tetapi d akuarium untuk pajangan, tetapi kalau guna untuk pemeliharaan proses pemijahan ikan lebih menyukai air yang agak keruh.

Pemijahan

 Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa pasang induk. Namun apabila, menghendaki keturunan tertentu dapat pula dilakukan dengan cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasang-sepasang. Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari. Setelah lahir, anak-anak ikan harus cepat-cepat diambil dan dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan oleh induknya.

Pemeliharaan Benih

 Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 – 5 hari anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan. Setelah mencapai ukuran medium (2 – 3 cm) dapat diberikan makanan jentik nyamuk, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 – 7 cm) dapat diberi makanan berupa cacing sutra atau pakan komersil yang sudah dihancurkan kemudian diberi air supaya lembek kemudian di berikan pada ikan.

4.2.2        Ikan Konsumsi

4.2.2.1 Ikan Nila

Pada pembahasan kali ini pada program kegiatan kkp (kuliah kerja prektek) yang dilangsungkan di UPT medan dapat dibahas beberapa program kegiatan contohnya salah satu kegiatan yang dilakukan UPT ini yaitu pembenihan ikan nila.

Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang banyak diminati banyak kalangan. Baik itu kalangan menegah kebawah maupun menengah keatas karena rasa yang dimiliki ikan nila ini memiliki ciri khasnya sendiri apalagi didukung dengan cara memasak yang baik pula.

Program pembenihan ikan nila ini sudah lama dilakukan di UPT ini. Kami mengikuti dan melakukan apa yang dilakukan koordinator. Mulai dari pengurasan kolam sehabis memijah dan mengangkat indukan, persiapan kolam, kemudian melalui tahap seleksi indukan yang akan memijah, memberi pakan, pembuatan keramba (jaring), memeriksa kualitas air hingga mengambil benih hasil dari pemijahan itu kemudian kembali lagi ke pengurasan kolam.

Banyak hal yang dibahas dalam program kerja ikan nila ini salah satunya dimulai dari pengurasan kolam indukan yang akan dipijahkan secara alami. Kegiatan terebut langsung dilakukan saat kami awal masuk ppl tentunya pada hari pertama setelah perkenalan. Kegiatan tersebut dilakukan denganbantuan koordinatorat lapangan. Pertama-tama hal yang dilakukan yaitu menguras kolam air dengan menggunakan mesin kemudian ditunggu hingga air di dalam kolam habis kemudian mulai untuk mengambil ikan nila yang ada dikolam itu.

Masuklah pada kegiatan seleksi indukan dimana hasil dari pada pengurasan 3 kolam ikan nila yang telah diambil ikannya kemudian dilakukan penyeleksian induk yang tentunya sudah matang gonad. Kami para anggota progja nila yang berjumlah 3 orang diberikan 2 kolam untuk dikaukannya kegiatan yang merupakan praktek langsung tanpa adanya bantuan progja yaitu pemijahan ikan nila secara alami. Peletakan ikan nila pada dua kolam kami itu dilakukan pada tanggal 22 januari 2014. Isi pada satu kolam itu adalah 15 ekor jantan dan 45 ekor betina yang merupakan rasio banding 1:3.

Pada pemijahan ikan nila secara alami dibutuhkan waktu 2 minggu setelah peletakan induk dikolam.

Terdapat juga kegiatan lain selain pemijahan yaitu memindahkan ikan yang masuk kategori calon induk ke keramba dan memisahkannya  sesuai kelaminya yang jantan dipisahkan dan tak dibiarkan pada satu keramba dan di hitung untuk mempermudah pengambilan data pada UPT tersebut dan itu termasuk kegiatan rutin.

Kegiatan rutin lainnya yaitu pemberian pakan terhadap ikan nila yang dilakukan 2 kali sehari yaitu pada jam yang ditentukan juga. Pemberian pakan pada pagi hari dilakukan pada jam 08.00 yaitu tepat pada jam sehabis Apel pagi bersama anggota BBI dan pada sore hari demikian juga, diberikan pakan pada pukul 16.00 tepat setelah apel sore dengan anggota BBI.

Tak lupa pula setelah kolam digunnakan dilakukannya pengeringan dan dilakukannya pemberian saponin pada kolam yang telah digunakan, guna membunuh semua hamma penyakit yang masih tinggal di dalam kolam tersebut.

Semua kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang telah dilakukan atau dikerjakan pada program kerja KKP selama 3 minggu. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin pada BBI tersebut.

4.2.2.2  Ikan Lele

            Persiapan wadah

Langkah awal yang dilakukan dalam kegiatan pemijahan ikan lele dumbo adalah mempersiapkan wadah berupa bak penetasan telur.  persiapan wadah perlu dilakukan sebelum kegiatan pemijahan dilakukan, sebelum wadah digunakan untuk penetasan  telur  wadah  tersebut  harus  dibersihkan  terlebih  dahulu  dengan  cara mengeringkan air yang ada di bak tersebut setelah dikeringkan barulah menyikat kotoran-kotoran atau lumut-lumut yang ada di bak tersebut yang bertujuan untuk menghilangkan bibit penyakit yang ada setelah disikat barulah bak tersbut dibilas dengan  air  bersih  agar  kotoran-kotoran  dan  lumut  terbuang  atau  terbawa  air  ke saluran pembuangan. Pembersihan bak harus benar-benar bersih karena kebersihan bak berpengaruh terhadap keseterilan kualitas air, sehingga tidak menggangu dalam proses penetasan telur. setelah dibilas bak dikeringkan kemudian diisi air setinggi 30 cm. Setelah diisi air barulah pemasangan kakan dilakukan, kakan di pasang dengan cara meletakan didasar air dan diberi pemberat untuk menenggelamkan kakan.

Seleksi Induk

Seleksi induk dilakukan dengan tujuan untuk memilih calon induk yang baik dan sehat, serta untuk melihat tingkat kematangan gonad apakah calon induk tersebut layak untuk dipijahkan atau tidak. Induk ikan lele dumbo yang baik harus dinyatakan lolos seleksi baik dari segi umur, berat, kesehatan maupun kematangan telurnya. Sebab  jika  kurang  hati-hati  memilih  induk,  maka  keturunan  yang  dihasilkan jumlahnya akan lebih sedikit atau kualitas benihnya kurang baik (Susanto, 2002).

Kegiatan  seleksi  induk  yang  dilakukan  di  BBI  Tuntungan  dengan  cara menangkap induk dengan menggunakan jaring dimana jaring ditarik oleh beberapa orang untuk mempersempit ruang gerak induk agar induk mudah di tangkap seperti pada Gambar 6. Berdasarkan pengamatan pada seleksi induk didapat 1 pasang induk yang sudah matang gonad. Ciri –ciri induk matang gonad yaitu induk jantan berumur ± 1 tahun dan betina 1,5 tahun, berat badan jantan ± 2 kg dan betina 2,5 kg, panjang jantan 48 cm dan betina 50 cm dan kelamin pada ikan berwarna merah.

Proses pemijahan

Pada  saat  KKP (Kuliah Kerja Praktek),  ikan  lele  dipijahkan  secara  semi buatan. Adapun kegiatan pemijahan sebagai berikut:

  • Induk harus di timbang agar mudah dalam pembentukan dosis hormone yang di gunakan
  • Setelah ditimbang induk betina disuntik dengan ovaprim dengan dosis 0,3ml/kg kemudian ditambahkan 1 ml aquabidest sebagai pengencer. Sementara induk jantan tidak disuntik karena ikan jantan akan di jadikan ikan donor untuk diambil sepermanya. Data perhitungan dosis hormone dapat dilihat pada Lampiran 3
  • Penyuntikan  induk  lele  betina  dilakukan  pada  bagian  punggung  dengan kemiringan  45˚ penyuntikan  dilakukan  malam  hari  sekitar  jam  23.00. Pengambilan  dosis  hormon  dan  penyuntikan  dapat  dilihat  pada  gambar  9 dibawah ini
  • Setelah disuntik induk lele betina di  masukan lagi ke wadah pemijahan

 Penetasan telur

Setelah proses pembuahan selesai langkah selanjutnya adalah penetasan telur Penetasan telur dilakukan pada happa. Penetasan telur berlangsung selama 3 hari terhitung sejak pembuahan  dari wadah penetasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso (1993), yang menyatakan bahwa telur ikan lele menetas semua dalam tempo 2-3 hari. Cepat lambatnya penetasan dipengaruhi oleh suhu air. Semakin tinggi suhu air maka semakin lambat waktu penetasan. Sebaliknya semakin rendah suhu air maka semakin cepat waktu penetasan. bahwa Pada suhu 23-26 ˚C telur ikan lele menetas dalam 2 hari, sedangkan pada suhu 27-30 ˚C, telur menetas dalam 3 hari.

Sebelum telur menetas terlebih  dahulu telur tersebut akan  dibuahi. Untuk membedakan telur yang terbuahi dengan telur yang tidak terbuahi dapat dilihat dari warna telurnya, biasanya telur yang terbuahi akan berwarna bening dan transparan sedangkan untuk telur yang tidak terbuahi yaitu bewarna putih susu dan berjamur. Jumlah telur yang dibuahi tidak dapat diketahui secara pasti karena sifat telur ikan lele yang menempel (adesif) sehingga penghitungan menggunakan metode sampling tidak memungkinkan dilakukan.

Telur hasil  pembuahan  secara  buatan  menetas  selama  30  jam.  Karena keterbatasan  alat  maka  pengecekan  suhu  tidak  dilakukan.  Akan  tetepi  menurut Hernowo dan Suyanto (2008), menyatakan ikan lele menetas 36-40 jam dan pada suhu 26-28 ˚C. Telur yang tidak terbuahi atau mati akan menjadi berwarna putih dan ditumbuhi jamur, oleh karena itu telur yang tidak terbuahi akan segera dibuang.

Jumlah larva yang dihasilkan dari telur yang berhasil menetas Hatching rate (HR) pada saat kegiatan yaitu 62,41% hasil tersebut dikatakan cukup baik. Hal ini diperkuat dengan pendapat Bachtiar (2006), daya tetas telur yang optimum adalah 50-60%. Data perhitungan HR pada pemijahan ikan lele dapat dilihat pada Lampiran 6.

Perawatan larva

Telur yang menetas menjadi larva dibiarkan larva di bak penetasan selama 3 hari larva tersebut belum diberi pakan karena masih mempunyai kuning telur Santoso (2007), menyatakan bahwa sampai hari ke 3 larva lele belum membutuhkan pakan tambahan karena masih mempunyai cadangan makanan berupa kantong kuning telur setelah berumur 4-6 hari larva harus diberi pakan tambahan berupa cacing sutra yang dihaluskan dengan cara dibelender yang menjadi makanannya sudah habis. Pada fase ini larva sangat rentan akan sifat kanibal, dengan demikian untuk meminimalisir tingkat kanibalisme tersebut larva harus diberi pakan yang cukup. Dilapangan pakan larva yang diberikan yaitu tepung udang. Pakan diberikan  kali sehari yaitu pada pukul 8.00, 14.00 dan sore pada pukul 19.00 dengan cara ditebar pada permukaan dari bagian piggir hingga merata. Berikut gambar jenis pakan yang di berikan pada larva.

Kualitas air  juga harus diperhatikan  dalam proses  perawatan  larva  karena kualitas  air  sangat  berpengaruh  terhadap  kelangsungan  hidup  larva.  kualitas  air selama kegiatan pemeliharaan larva lele relative sama hal ini dikarenakana kegiatan pemeliharaan  larva  dilakukan  dalam  ruangan  tertutup  (indoor). Menurut  Santoso (2007) pH berkisar 6-8 dan suhu 28-30 ˚C, dilapangan tidak dilakukan pengecekan kualitas air karena keterbatasan alat.

 BAB V

PENUTUP

5.1     Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :

5.1.1     Ikan Hias

5.1.1.1 Ikan komet

  1. Ikan comet tidak memelihara telurnya pada saat pemijahan oleh karena itu perlu adanya substrat seperti enceng gondok untuk penetasan telur. Hal ini dilakukan agar induk ikan komet tidak memakan telur yang telah dikeluarkan.
  2. Lama penetasan telur ikan komet 3 hari didalam akuarium dengan dibantu aerator.

5.1.1.2 Ikan Manfish

  1. Ikan manfish (Angle Fish) berasal dari Amerika Selatan, tetapi telah banyak di budidayakan di Indonesia. Ikan manfish disebut Angle Fish (Ikan Bidadari), karena bentuk dan warnanya menarik serta gerakkannya yang tenang
  2. Manfish (Pterophyllum scalare) tergolong ke dalam famili Cichlidae.
  3. Beberapa jenis ikan Manfish yang dikenal dan telah berkembang di Indonesia antara lain: Diamond (Berlian), Imperial, Marble dan Black-White
  4. Sistem pemijahan nya secara alami karena dengan cara tersebut ikan manfish dapat bertelur dengan banyak dan kosnsekuensi akan matinya benih berkurang.
  5. Ikan manfish dikenal cukup peka terhadap serangan penyakit, untuk itu diperlukan pengelolaan secara baik dengan menjaga kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan

5.1.1.3  Ikan Mas Pedang

  1. Ikan mas pedang adalah ikan yang memijahnya secara bernak bukan bertelur Pembuahan terjadi didalam perut induk betina pada saat pemijahan bukan telur yang di lahirkan tetapi sudah menjadi benih.
  2. Bila ingin membudidaya ikan jenis ini harus memiliki bak yang banyak dan cukup dikarenakan ikan ini bias bernak sepanjang waktu dan apabila kepadatannya melebihi ruang lingkup yang ikan ekor pedang kita budidaya maka akan terjadi kanibalisme saling berkelahi dan bias menyebabkan banyak kematian karena ikan pejantan sangat agresif dan aktif.

 

5.1.2        Ikan Konsumsi

5.1.2.1 Ikan Nila

  1. Melakukan segala sesuatu kegiatan yang didasari denga SPO (Standar Prosedur Oprasional) ikan nila
  2. Dalam memijahkan ikan nila rasio perbandingan jantan betina yaitu 1:3
  3. Hasil daripada pemijahan secara buatan yaitu 2 minggu setelah peletakan indukan
  4. Melakukan pemberian pakan secara rutin 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore
  5. Dilakukan pengecekan kualitas air secara rutin
  6. Dan setelah melakukan pengurasan harus dilakukan pemberian saponin.

 

5.1.2.2 Ikan Lele

  1. 1.    Lele dumbo memiliki 5 (lima) buah sirip yang terdiri dari sirip pasang (ganda) dan sirip tunggal. Sirip yang berpasangan adalah sirip dada (pectoral) dan sirip perut (ventral). Sedangkan yang tunggal adalah sirip punggung  (dorsal),  ekor  (caudal) serta sirip dubur (anal).Pada sirip dada dilengkapi dengan pati dan taji beracun. Jika dibandingkan lele local, patil lele dumbo lebih pendek dan tumpul.
  2. Semua  perairan  tawar  dapat  menjadi  lingkungan  hidup  atau  habitat  lele dumbo, seperti waduk, bendungan, danau, rawa, atau genangan air tawar lainnya
  3. Ikan  lele  dumbo  sangat  toleran  terhadap  suhu  yang  cukup  tinggi,  yaitu berkisar antara 20oC – 35oC dan dapat hidup diperairan yang kondisi lingkungannya sangat  jelek
  4. Kualitas  air  adalah  variable-variabel yang dapat mempengaruhi kehidupan lele. Variabel tersebut dapat berupa sifat fisika, kimia, dan biologi air.

 DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. 1998. Beberapa Metode Budidaya Ikan. Kanisius. Yogyakarta.

Bachtiar, Ir, Yusuf. 2006.  Panduan Lengkap Budidaya Lele Dumbo.  Agro Media Pustaka. Jakarta

Effendie, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya Dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama : Yogyakarta

Hernowo, Suyanto dan Rachmatun. 2002. Pembenihan dan pembesaran Lele. Kanisius. Yogyakarta

Khairuman,  2002.  Budidaya  Lele  Dumbo  Secara  Intensif.  Argo  Media Pustaka. Jakarta.

KKP. 2010. Kelautan dan perikanan dalam angka 2009. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Lingga dan Susanto. 2003. Klasifikasi Ikan Komet (Carassius auratus). Agromedia. Jakarta.

Lusiastuti, A.M., Supriyadi, H., Aryati, Y., Mufidah, T., Gardenia, L., Sumiati, T. 2009. Studi kasus: Streptococcosis pada ikan gurame disebabkan oleh Streptococcus iniae dan Streptococcus agalactiae. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta.

Mahyudin,  Kholis.  2008.  Panduan  Lengkap  Agribisnis  Lele.  Penebar Swadaya. Jakarta.

Partical Fish Keeping. 2006. Biologi Ikan Hias. Agromedia. Jakarta.

Rachmatun, S dan Mochamad F. 1987. Beternak Ikan Hias Bagian : 1 Ikan-ikan Famili Cichlidae. Direktoral. Jengral Perikanan. Jakarta.

Santoso,  Budi.  1995.  Petunjuk  Praktis  Budidaya  Ikan  Lele  Dumbo  dan Lokal. Kanisius. Yokyakarta.

Santoso,  Heru.  2002.  Teknik  Kawin  Suntik  Ikan  Ekonomis.  Penebar Swadaya. Jakarta.

Schrezenmeir, J. and Vrese, M. 2001. Probiotics, prebiotics and synbiotic-approaching a definition. American Journal of Clinical Nutrition, 73: 2; 361-364.

Soetomo, 2003. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo. Sinar baru Algensindo. Jakarta.

Sugama, K. 2006. Perbaikan Mutu Genetik Ikan Untuk Mendukung Pengembangan Perikanan Budidaya. Makalah Orasi Pengukuhan Profesor Riset. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Susanto, H 2000. Maanvis, Jakarta : Penebar Swadaya

Suyanto. 1997. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.

Zairin.M.J. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan dan Betina. Penebar Swadaya. Jakarta.

 

LAMPIRAN

4.1 Hasil

4.1.1 Ikan Hias

4.1.1.1 Ikan Comet

Gambar 1 Induk Ikan comet (Carassius auratus)

Gambar 2 Larva ikan comet (Carassius auratus)

        

4.1.1.2 Ikan Manfish

Gambar 3 Induk Ikan Manfish (Pterophyllum scalare) dalam bak fiber

Gambar 4 Larva ikan Manfish (Pterophyllum scalare)

4.1.1.3 Ikan Mas Pedang

4.1.2 Ikan Konsumsi

4.1.2.1 Ikan Nila

    

4.1.2.2 Ikan Lele

Persiapan wadah

Wadah  yang  digunakan  untuk  memijahkan  ikan  adalah  bak  semen,  adapun  alur  proses persiapan wadah penetasan dapat dilihat dari skema dibawah ini :

Seleksi induk

Sebelum kegiatan pemijahan dilakukan, terlebih dahulu induk harus diseleksi. Hasil seleksi induk dapat dilihat pada Tabel 12 berikut :

Hasil seleksi induk

No

Kriteria

Jantan

Betina

1

2

3

4

5

6

Umur

Berat Badan

Panjang

Perut

Pergerakan

Kelamin

1 Tahun

2 kg

48 cm

Ramping  bila  di  striping mengeluarkan sperma

Lincah

Runcing,  kemerahan  dan memanjang hingga sirip anal

1,5 Tahun

2,5 Kg

50 cm

Buncit  bila  diraba  bagian perutnya  akan  terasa

Lembek

Lamban

Bulat  kemerahan  dan menonjol keluar

Sumber : Data lapangan,(2014)

Proses pemijahan

Alur poses kegiatan pemijahan ikan lele dumbo dapat di lihat pada gambar berikut:

Untuk lebih jelas, data–data selama proses pemijahan dapat dilihat pada Tabel 13 berikut:

No

Uraian

Keterangan

1 Metode pemijahan Semi Buatan
2 Jenis hormone Ovaprim
3 Dosis 0,3/ kg induk
4 Daerah penyuntikan Punggung
5 Waktu penyuntikan 23.00 WIB
6 Tahapan penyuntikan 1 X Penyuntikan
7 Induk yang di suntik Betina
8 Jumlah induk di suntik 4 ekor
9 Berat induk 2,5 kg
10 Jumlah induk jantan 1 ekor

Sumber : Data lapangan (2014)

Perawatan larva

Perawatan larva dimulai dari telur mulai menetas atau larva berumur 0 hari, selama kegiatan larva diberi pakan seperti Tabel 16 berikut:

Tabel 16. Pemberian pakan larva

No

Umur

Pakan yang diberikan

Dosis

Frekuensi

1

2

0-3 hari

4-10 hari

Larva  belum  diberi  pakan

karena  masih  mempunyai

kuning telur di tubuhnya

Cacing Sutra

-

Secukupnya

-

3 kali sehari

Sumber : Data lapangan (2014)

No comments:

Post a Comment