<b>Jenis</b>-<b>Jenis Ikan</b> Lele Unggulan - Diluhur Jampe Informasi Page One - Blog Jenis - Jenis Ikan |
- <b>Jenis</b>-<b>Jenis Ikan</b> Lele Unggulan - Diluhur Jampe Informasi Page One
- <b>Ikan</b> Hias <b>Jenis</b> Gambar Dan Budidaya <b>Ikan</b> Hias Air Tawar Laut <b>...</b>
- Peluang Usaha Budidaya <b>Ikan</b> hias <b>jenis Ikan</b> Tetra - http://www <b>...</b>
- Macam <b>Jenis</b> Bisnis Rumahan Budidaya <b>Ikan</b> | Komunitas Indahnya <b>...</b>
- Pembenihan <b>ikan</b> nila, lele, dan beberapa <b>jenis ikan</b> hias di Unit <b>...</b>
<b>Jenis</b>-<b>Jenis Ikan</b> Lele Unggulan - Diluhur Jampe Informasi Page One Posted: 28 Jan 2014 05:37 PM PST Jenis-jenis Ikan Lele Unggulan – Beragam sekali jenis ikan di Dunia ini, banyak pula jenis dan spesies ikan yang hidup di dunia ini. Tak berbeda dengan kebiasaan manusia, ikan pun mempunyai kebiasaan yang berbeda. Contohnya ikan dalam satu spesies saja tidak mungkin sama kebiasaan dan kesukaannya. Tetap saja mereka mempunyai kebiasaan dan favorit masing-masing, baik itu dalam masalah kesukaan terhadap makanan, tempat bermain, tempat favorit (hihihi ikan juga punya tempat favorit ternyata), tipe pasangan dan jenis air yang disenangi. Nah, kali ini akan dibahas sedikit mengenai ikan yang senang hidup dalam air yang banyak lumpur dan penuh dengan lumut hijau atau ganggang hijau. Coba tebak apa? Ya, "IKAN LELE". kalau di daerah saya di kota tasikmalaya (CINEAM) di sebut ikan LELE itu,Ikan JUMBO.Mungkin sudah banyak yang tau ikan yang satu ini, ikan lele termasuk ikan asli air tawar yang biasanya senang hidup dalam kolam yang memiliki air tawar yang dangkal dan banyak lumpur. Tapi kali ini akan dibahas lebih mengenai foto atau gambar jenis-jenis ikan lele nya sobat. Oke langsung saja untuk menghemat waktu kita lihat 9 foto jenis-jenis ikan lele !! Jenis-jenis Ikan Lele 1.Clarias brachysoma (Jenis-jenis ikan lele) 3.Clarias batrachus (Jenis-jenis ikan lele) 4.Clarias anguillaris (Jenis-jenis ikan lele) 5.Clarias angolensis (Jenis-jenis ikan lele) 6.Clarias anfractus (Jenis-jenis ikan lele) 7.Clarias alluaudi (Jenis-jenis ikan lele) 8.Clarias albopunctatus (Jenis-jenis ikan lele) 9.Clarias agboyiensis (Jenis-jenis ikan lele) Nah, itu dia foto jenis-jenis ikan lele yang bisa kami persembahkan untuk anda kawan, terimakasih telah menyimak dan mengunjungi blog kami Diluhur Jampe Informasi Page One. –Semoga bisa bermanfaat – . | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
<b>Ikan</b> Hias <b>Jenis</b> Gambar Dan Budidaya <b>Ikan</b> Hias Air Tawar Laut <b>...</b> Posted: 14 Mar 2014 09:04 PM PDT Ikan Hias Jenis Gambar Dan Budidaya Ikan Hias Air Tawar Laut Aquarium. Salah satu hewan peliharaan yang dapat sobat pembaca pertimbangkan untuk dimiliki adalah ikan hias. Ketika kita telah merasa jenuh setelah aktivitas sehari-hari ataupun dikala kita sedang bengong kita dapat memandang ikan hias yang memiliki bentuk dan warna yang mempesona. Jenis-jenis ikan hias air tawarBerikut ini beberapa jenis ikan hias air tawar yang bernilai ekonomi tinggi, paling banyak dicari dan berpotensi. Dari informasi ini, sobat dapat pula untuk memulai budidaya ikan hias ini. 7. Ikan discusIkan discus (Symphysodon discus) berasal dari perairan Amazon. Disebut discus karena bentuknya seperti piringan (disk) dengan warna-warni yang atraktif. Pembawaan ikan hias air tawar ini sangat tenang dan gerakannya lembut, sehingga disebut raja akuarium. Ikan yang paling besar bisa mencapai diameter 15 cm. Discus cocok dikembangbiakan di iklim tropis dengan suhu air 25-30oC, tingkat keasaman 6-6,5 pH dan kesadahan 3-5 dH. Untuk pemeliharaan dalam akuarium harus sedikit telaten, karena ikan discus mudah stress. 6. Ikan louhanIkan louhan dalam bahasa Inggris Flowerhorn cichlid tidak ditemukan di alam bebas. Ikan hias air tawar ini merupakan hasil persilangan manusia dari berbagai jenis ikan Cichlid. Louhan pertama kali dikembangkan di Malaysia. Banyak orang menyukai ikan ini karena warna sisik dan benjolan dikepalanya. Selain di Malaysia, ikan ini dikembangkan juga di Taiwan. Kini ikan louhan menyebar ke berbagai negara. Banyak kritik yang dialamatkan pada ikan ini, diantaranya dianggap merusak strain-strain ikan Cichlid. Iklan louhan mempunyai sifat agresif dan bila lepas ke perairan umum bisa menjadi predator bagi ikan lainnya. 5. Ikan guppyIkan guppy (Poecilia reticulate) merupakan ikan dari daerah Amerika Tengah dan Selatan. Ikan ini sangat mudah beradaptasi sehingga penyebarannya meluas ke seantareo bumi. Terdapat catatan pada tahun 1929, di Jawa Barat banyak ditemukan ikan guppy di parit-parit. Saat ini ikan guppy bisa ditemukan di berbagai perairan air tawar di Indonesia. Ikan guppy merupakan jenis ikan hias air tawar yang gampang dibudidayakan. Ikan guppy bereproduksi secara internal dan melahirkan anak. Anak-anak ikan guppy bisa langsung berenang dengan baik. Guppy kawin dengan memasukan organ gondopodium yang berada pada sirip anal dimasukan kedalam organ telur betina. Dalam satu kali perkawinan dapat menghasilkan 3 kali kelahiran dalam waktu tiga minggu. Seekor indukan betina dapat menghasilkan sekitar 60 burayak. 4. Ikan arwanaNama latin ikan hias air tawar ini adalah Scleropages sp. Arwana merupakan salah satu ikan endemik Indonesia. Ikan ini banyak ditemukan di perairan air tawar Kalimantan dan Papua. Dahulu, ikan arwana didapat dari perburuan di alam bebas. Namun saat ini sudah bisa dibudidayakan di kolam-kolam. Ikan arwana merupakan salah satu ikan hias air tawar yang bernilai tinggi. Harga per ekornya untuk ukuran kecil bisa mencapai jutaan rupiah, terutama untuk jenis-jenis tertentu. Sentra produksi ikan arwana ada di Kalimantan dan Sumatera. 3. Ikan kokiIkan koki (Carrasius auratus) masih satu keluarga dengan ikan mas yang biasa dikonsumsi. Pertamakali dikenal sebagai ikan hias di Cina. Namun yang mempopulerkan ikan koki ke seluruh dunia adalah bangsa Jepang. Dari negeri ini, ikan koki menjadi semakin variatif dengan berbagai warna dan bentuknya. Ikan koki sudah lama masuk ke Indonesia dan dibudidayakan meluas. Sentra produksi koki terbesar ada di Tulungagung, Jawa Timur. Kota ini memproduksi lebih dari 55 juta ekor ikan koki setiap tahunnya. Sebagian besar ditujukan untuk pasar domestik, sebagian lainnya untuk ekspor. Meski harga per ekornya relatif murah, ikan ini gampang dibudidayakan secara massal. 2. Ikan cupangIkan cupang atau Betta sp. merupakan salah satu jenis ikan air tawar endemik Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya. Habitat asli ikan ini adalah rawa-rawa di daerah tropis. Ikan cupang sanggup hidup dalam volume air yang sedikit air dengan oksigen yang minimal. Cupang bisa disimpan dalam toples terbuka yang tidak beraerasi. Ikan cupang dipelihara sebagai ikan hias dan ikan aduan. Selain warna sisik dan siripnya yang berkilauan, Ikan ini mempunyai sifat agresif. Cupang bisa merobek-robek sesamanya dalam pertempuran yang berlangsung berjam-jam lamanya. Ikan cupang sangat mudah dibudidayakan, bahkan bisa dilakukan dalam skala rumah tangga sekalipun. 1. Ikan koiIkan koi atau Cyprinus carpio L pertamakali dikembangkan di Jepang. Mereka mengembangkannya dari ikan mas (karper). Sekitar tahun 1820-an Jepang berhasil menyilangkan beberapa strain ikan karper menjadi ikan koi dengan warna merah dan putih yang menarik. Kemudian tahun-tahun berikutnya berkembang ikan koi dengan berbagai varian warna menarik lainya. Dari Jepang popularitas ikan hias air tawar ini menyebar ke berbagai belahan dunia lain. Ikan koi merupakan ikan hias air tawar yang untuk dipelihara di kolam bukan akuarium. Karena daya tarik ikan koi terdapat pada warna-warni menarik yang indah bila dilihat dari atas. Selain itu, ikan koi juga memerlukan ruang gerak yang luas. Jenis ikan hias air tawar ini tidak mudah dikembangbiakan. Perlu sarana yang memadai dan modal yang cukup untuk membuka fasilitas pengembangbiakan ikan koi. Budidaya Ikan Hias Di AquariumBudidaya ikan di aquarium merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat pencinta ikan hias, karena dengan budidaya tersebut dapat dilakukan di rumah serta mudah dalam melakukannya. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa biaya pembuatan aquarium sangat mahal, namun anggapan tersebut dapat kita mentahkan jika kita berusaha sendiri membuat aquarium tersebut. Pembuatan aquarium hanya untuk budidaya ikan, dapat kita buat secara sederhana dengan biaya yang terjangkau. Pembuatan AquariumBahan dan Alat
Cara MembuatUntuk membuat aquarium mudah, hanya membuat pola berbentuk kubus kemudian direkatkan masing-masing sisi di tunggu sampai rekat kemudian kita isi air apakah tidak mengalami kebocoran atau tidak, setelah itu kita bisa memasang filter, aerator serta aksesoris lainnya sebagai pemanis aquarium. Budidaya ikan hiasIkan hias ada berbagai macam salah satunya ikan mas, ikan mas banyak dijumpai di sekitar kita, selain itu pula ikan tersebut dapat kita jumpai dengan mudah serta tidak gampang terkena hama dan penyakit. Dalam budidaya ikan hias dalam sebuah aquarium bisa kita tempatkan 4-8 ikan untuk pembesaran, sedangkan untuk budidayanya sendiri kita bisa menempatkan 1 ekor jantan dan 3 ekor betina atau perbandingan 1:3. Hal-hal yang perlu kita perhatikan adalah kebersihan dari aquarium itu sendiri seperti membersihkan aquarium aeminggu sekali. selain itu kita harus mengecek setiap saat kondisi ikan tersebut. Cantik-cantik ya sob ikan hiasnya. Admin jadi pengin melihara juga ni... he... Sekian saja dari admin info terbaru, semoga sobat pembaca senang dengan apa yang telah admin sajikan. Untuk melihat budidaya ikan yang lain, silahkan menuju link budidaya.Sampai ketemu lagi dipostingan selanjutnya. Terima kasih dan sukses selalu buat sobat... :) Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Budidaya / Budidaya Ikan Hias dengan judul Ikan Hias Jenis Gambar Dan Budidaya Ikan Hias Air Tawar Laut Aquarium. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://farrayroom.blogspot.com/2014/03/jenis-gambar-dan-budidaya-ikan-hias-air-tawar-laut-aquarium.html. Terima kasih! Ditulis oleh: Farray Cool - Jumat, 14 Maret 2014 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Peluang Usaha Budidaya <b>Ikan</b> hias <b>jenis Ikan</b> Tetra - http://www <b>...</b> Posted: 06 Mar 2014 10:38 AM PST Pernah anda tertarik dengan ikan hias berukuran kecil dengan warna yang menarik yang anda lihat di aquarium milik teman atau saudara anda?. Mungkin sebagian dari kita menyukai ikan hias berukuran kecil tersebut. Kita dapat melihat lebih jelas di toko-toko yang menjual ikan hias. Ikan kecil tersebut terdiri dari beragam jenis, dari mulai ikan guppy, cupang ataupun jenis lainnya. Satu dari sekian banyak ikan kecil yang menarik adalah ikan tetra. Ikan tersebut memiliki keindahan tersendiri yang menambah suasana harmonis dari aquarium yang kita lihat. Bila kita saja menyukai ikan hias tersebut, berarti terdapat peluang pasar yang dapat kita raih. Permiantaan akan ikan tetra akan selalu ada dan mudah di serap pasar, selain karena warna dan bentuknya yang indah, harga jual ikan tetra relatif murah. Konsumen ikan hias sangat menyukai ikan tersebut. Ikan tersebut semakin indah jika kita lihat dalam kondisi bergerombol, artinya pembelian ikan tetra oleh konsumen lebih dari satu ekor, sehingga kebutuhan akan ikan tetra sangat besar. JENIS IKAN TETRA Jenis-jenis ikan TETRA terkenal cukup indah. Bermacam-macam jenis tetra yang dikenal di Indonesia seperti Green Tetra, Blue Tetra, Silver Tetra, Neon Tetra & banyak lagi yang lain. Pada tulisan ini diketengahkan jenis neon tetra yang berasal dari sungai Amazon Amerika, dan telah berkembang biak di Indonesia. Neon Tetra (Hyphessobryconnesi), ikan hias ini termasuk ke dalam kelompok ikan hias yang paling menarik. Tubuhnya berjalur merah danbiru hijau sepanjang tubuhnya dari insang sampai ekornya. Ikan hias ini mudah dipelihara, kuat dan tidak gampang sakit/mati. CARA MEMBIAKAN Cara membiakkan ikan jenis ini masih cukup sulit dan memerlukan ketekunan serta pengalaman yang lama. Adapun untuk membiakan ikan ini di perlukan syarat-syarat tertentu antaralain:
Cara membedakan jantan dan betina adalah sebagai berikut: Jantan : Bentuk agak panjang, Garis neon lurus Betina : Bulat pendek dan perut membesar, Garis agak bengkok Cara membiakkannya:
Di daerah panas seperti Jakarta sebaiknya membiakkan Tetra ini dilakukan dikamar mandi yang hawanya lembab dan dingin. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Macam <b>Jenis</b> Bisnis Rumahan Budidaya <b>Ikan</b> | Komunitas Indahnya <b>...</b> Posted: 26 Feb 2014 09:21 AM PST Macam atau Jenis bisnis Rumahan memang banyak jumlahnya. Namun kali ini, saya akan share mengenai jenis usaha rumahan di bidang peternakan atau budi daya hewan yang nantinya dapat menghasilkan uang. Anda jangan menyepelekan bisnis rumahan jenis yang satu ini, banyak sekali karyawan, guru, atau pekerja yang menjalankan bisnis ini. Pada kesempatan lain akan saya bahas mengenai kisah sukses para pebisnis yang sukses di bidang budi daya hewan. Dan kali ini akan saya share mengenai macam jenis bisnis rumahan budidaya hewan atau ternak yang telah saya saring dan seleksi yang menurut saya sesuai dengan kondisi tahun 2014 ini diantaranya : Untuk anda yang memiliki tanah yang luas atau pekarangan yang belum di manfaatkan anda bisa mencoba peruntungan ber wirausaha dengan memelihara ikan. Sekali lagi jangan sepelekan budi daya ini, asal anda telaten anda akan dapat menuai hasilnya. Bagaimana jika anda tidak memiliki tanah yang tidak memungkinkan untuk membuat kolam tanah? mulailah dengan kolam terpal. yang perlu diperhatikan adalah sanitasi air. Kebersihan air dan suhu harus sangat di perhatikan. berikut budidaya ikan terbaik untuk tahun 2014. * Budi daya Ikan lele Di Indonesia, pecel lele sangat terkenal. hampir di semua pelosok kota pecel lele tersedia di warteg bahkan restoran. Pun Lele bisa di konsumsi menjadi banyak jenis makanan yang jelas enak rasanya. Dengan jumlah penduduk Indonesia berkisar 220 juta jiwa dengan konsumsi ikan perkapita 22 kg/kapita/tahun, maka peluang ikan lele sangat menjanjikan untuk anda. Tren konsumsi ikan murah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, namun produksi ikan lele secara nasional belum dapat mencukupi tingginya permintaan pasar. Pasar dalam negeri akan ikan lele sebagian besar masih digunakan untuk konsumsi sehari-hari. Anda tidak perlu menunggu lama untuk masa panen, penjualan ikan lele bisa di lakukan tidak hanya setelah besar atau siap konsumsi, anda bisa menjualnya ketika lele sudah berukuran satu biji korek api dengan takaran biasanya menggunakan gelasan yang satu gelasnya biasanya seharga Rp. 14.000,-. * Budi daya Ikan Gurameh Untuk yang satu ini, orang sudah pasti hafal dengan rasanya. empuk dan bergizi. pengelolaan pun mudah, tidak sesulit ikan lele. anda bisa menggunakan terpal jika anda tidak bisa membuat kolam tanah. anda bisa membeli telur gurameh yang siap tetas kemudian anda taruh ke dalam bak atau ember besar. setelah menetas anda taruh di kolam terpal yang telah anda siapkan sebelumnya. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pembenihan <b>ikan</b> nila, lele, dan beberapa <b>jenis ikan</b> hias di Unit <b>...</b> Posted: 10 Mar 2014 09:47 PM PDT BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan Kuliah Kerja Praktek (KKP) adalah salah satu kegiatan untuk memenuhi persyaratan kelulusan S1 di Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala. KKP bertujuan untuk menambah wawasan serta mempraktikkan ilmu yang didapat selama ini dengan menempatkan mahasiswa secara langsung bekerja di lapangan sesuai dengan minat dan keahliannya. KKP dilaksanakan di Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Budidaya dibawah naungan Dinas Pertanian dan kelautan Kota Medan Provinsi Sumatra Utara. Pemilihan lokasi ini didukung oleh sarana dan fasilitas yang cukup memadai khususnya sarana dan fasilitas yang dapat menunjang dalam bidang usaha komoditas ikan air tawar, serta memiliki tenaga-tenaga yang ahli dan terampil yang siap membantu dilapangan. Indonesia memiliki sumberdaya perikanan yang sangat potensial untuk dikembangkan, baik di wilayah perairan tawar (darat), payau maupun perairan laut. Hal ini didukung oleh potensi perairan umum yang begitu luas dan belum dimanfaatkan untuk usaha perikanan secara optimal. Akuakultur merupakan suatu kegiatan produksi biota akuatik (animal dan aquatic plant) untuk tujuan komersial yang melibatkan aktivitas pembenihan, pendederan, pembesaran, pemanenan, handling dan transportasi, serta pemasaran. Penjelasan tentang komponen bioteknis akuakultur, meliputi pengadaan benih, manajemen media, kesehatan, dan pakan serta interaksinya. Aspek ekonomis seperti pemilihan komoditas dan potensi pasar. Dasar-dasar Akuakultur menjelaskan tentang komponen akuakultur yang terdiri dari ikan, air, wadah dan pakan, serta hubungan antar komponen tersebut, prinsip-prinsip yang mendasari peningkatan produktivitas perairan dan pengelolaan akuakultur yang berorientasi kepada keuntungan dan keberlanjutan, mulai skala unit terkecil hingga kawasan akuakultur. Ikan hias memang sangat disukai oleh berbagai kalangan masyarakat, sehingga memiliki potensi pasar yang baik dan tidak akan mati, oleh sebab itu banyak masyarakat kita yang berusaha untuk membudidayakannya dan menjadikannya sebagai sebuah usaha. Beberapa ikan hias yang kini sedang digemari oleh masyarakat diantaranya adalah ikan comet, ikan manfish dan ikan mas pedang. Ikan konsumsi seperti Ikan lele dan nila merupakan salah satu komoditas air tawar yang memiliki daya serap pasar yang tinggi, bila potensi tersebut dimanfaatkan secara optimal dan benar, maka akan dapat meningkatkan pendapatan petani ikan, membuka lapangan kerja, memanfaatkan daerah potensial, meningkatkan produktifitas perikanan, meningkatkan devisa Negara, serta membatu menjaga kelestarian sumberdaya hayati. 1.2 Tujuan KKP Kuliah Kerja Praktek (KKP) bertujuan yaitu :
1.3 Manfaat KKP Manfaat yang di dapat dari kegiatan ini adalah dapat mengetahui langsung serta meningkatkan keterampilan dilapangan tentang teknik Pembenihan ikan Hias, Ikan Nila, Ikan Lele dan mengetahui kendala-kendala apa saja yang akan dihadapi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Instasi UPTD Medan Tuntungan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Budidaya dipimpin oleh seorang kepala, yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan. Tugas Pokok dan Fungsi UPTD Budidaya Air Tawar mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan kegiatan teknis penunjang pada Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan. Dalam melaksanakan tugas, Unit Pelaksanan Teknis Budidaya mempunyai fungsi :
Fungsi Dalam melaksanakan tugas, UPTD budidaya menyelenggarakan fungsi :
Tugas Utama Administrasi
2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Ikan Hias 2.2.1.1 Ikan Komet Ikan komet termasuk dalam famili Cyprinidae dalam genus Carassius. Ikan komet merupakan salah satu jenis dari Cypridae yang banyak dikenal dikalangan masyarakat karena memiliki warna yang indah dan eksotis serta bentuk yang menarik. Kedudukan ikan komet di dalam sistematika (Lingga dan Susanto, 2003) adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces Sub kelas : Teleostei Ordo : Ostariphisysoidei Sub ordo : Cyprinoidea Famili : Cyprinidae Genus : Carassius Spesies : Carassius auratus Ikan komet untuk hidupnya memerlukan tempat hidup yang luas baik dalam akuarium maupun kolam dengan sistem aerasi yang kuat dan air yang bersih. Untuk menjaga kualitas airnya dianjurkan untuk mengganti minimal 25% air akuarium atau kolam tiap minggunya. Untuk bagian substrat dasar akuarium atau kolam dapat diberi pasir atau kerikil, ini dapat membantu ikan komet dalam mencari makan karena ikan komet akan dapat menyaringnya pada saat memakan plankton. Ikan komet dapat hidup dalam kisaran suhu yang luas, meskipun termasuk ikan yang hidup dengan suhu rendah (15-210 C) tetapi ikan komet juga membutuhkan suhu yang tinggi sekitar 27-300 C hal ini diperlukan saat ikan komet akan memijah. Untuk memperoleh suhu inilah maka ketinggian air didalam tempat pemijahan diharapkan hingga 15-20 c (Partical Fish Keeping, 2006). Seleksi induk atau memilih induk merupakan langkah awal yang harus dilakukan pada kegiatan pembenihan Untuk ikan komet sendiri sangat mudah dilakukan seleksi terhadap induk yang matang gonad. Selain itu, induk ikan komet yang siap untuk melakukan pemijahan dapat ditandai dengan adanya tingkah laku dari kedua induk tersebut. Tingkah laku yang ditunjukkan adalah saling kejar-kejaran. Dimana, induk jantan terus mengejar atau mendekati induk betina, dengan adanya tingkah laku seperti ini maka dapat diasumsikan bahwa induk ikan komet tersebut siap untuk dipijahkan. Perbandingan induk yang digunakan dalam kegiatan praktikum pemijahan ikan komet adalah 1 : 2 (jantan : betina). Induk yang sudahdiseleksi selanjutnya dimasukkan kedalam wadah pemijahan (Zairin, 2002). 2.2.1.2 Ikan Manfish Ikan Manfish yang dikenal juga dengan istilah 'Angel fish' ialah termasuk ikan bertulang sejati. Disebut Angel Fish, karena bentuk dan warnanya yang menarik dan gerakkannya yang tenang. Habitat asli ikan ini berasal dari perairan Amazon, Brazil, Columbia dan Peru di wilayah Amerika Selatan (Rachmatun, 1987). Adapun klasifikasi dari ikan Manfish ini yaitu (Susanto, 2000) : Kingdom : Animalia Sub Kingdom : Metazoa Phylum : Chordata Sub phylum : Vertebrata Superclass : Osteichthyes Class : Actinopterygii Ordo : Perciformes Family : Cichlidae Genus : Pterophyllum Species : Pterophyllum scalare Manfish hidup di perairan air tawar (pH 6 – 8) yang tenang arus airnya dan punya banyak tanaman air. Suhu air ideal untuk Manfish berkisar 24 – 30 oC. Ukuran ikan Manfish bisa mencapai panjang 7,5 cm (di kepustakaan ada yang menyatakan panjangnya bisa lebih dari 25 cm) (Effendi, 1997). Manfish (Pterophyllum scalare) tergolong ke dalam famili Cichlidae, mempunyai ciri-ciri morfologis dan kebiasaan sebagai berikut:
Beberapa jenis ikan Manfish yang dikenal dan telah berkembang di Indonesia antara lain: Diamond (Berlian), Imperial, Marble dan Black-White (Lingga, 2003). 2.2.1.3 Ikan Mas Pedang Perikanan merupakan suatu kegiatan manusia yang terorganisir yang berkaitan dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perairan. Berdasarkan Undang-Undang tentang Perikanan No. 31 tahun 2004, yang dimaksud dengan perikanan adalah setiap kegiatan untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya perairan yang dilakukan dalam suatu sistem usaha perikanan (agribisnis perikanan / aquabusiness) dimulai dari pra-produksi, produksi, pengolahan, hingga pemasaran. (Effendie, H. 2003). Ikan pedang/Swordtail/Xiphophorus helleri adalah salah satu ikan hias air tawar terpopuler. Nama Xiphophorus berasal dari bahasa Yunani ξίφος (pedang) dan φόρος (pembawa). Swordtail termasuk dalam golongan Livebearers, yaitu ikan yang berkembang biak melalui pembuahan internal. Tidak seperti kebanyakan ikan yang bertelur, Livebearers melahirkan anak-anak mereka. Bersama ikan Guppy ( Poecilia reticulata), Platy (Xiphophorus maculatus) dan Molly (Poecilia sphenops), Swordtail tergabung dalam keluarga Poecilidae. (Afrianto, E. 1998 ). Swordtail biasanya berwarna merah. Akibat kawin silang dan mutasi, Swordtail yang ada sekarang sangat beragam dalam bentuk tubuh dan warna. Swordtail jantan dapat dikenali dengan mudah lewat bentuk ekor pedang mereka, sirip punggung lebih panjang, dan sirip perut yang lancip. Sementara betina, bentuk ekor dan sirip perut membulat seperti kipas dan lebih gemuk. Swordtail termasuk ikan yang gampang beradaptasi dengan berbagai kondisi air. Swordtail dapat tumbuh hingga 5 inci (13 cm) dan mampu hidup antara 3-5 tahun. Swordtail adalah omnivore. Makanan mereka bervariasi dari tumbuhan air seperti alga, hingga makhluk air berukuran kecil seperti cacing sutera dan larva nyamuk. Swordtail juga dapat makan pelet yang komersil dijual di pasara. (Sugama, 2006). 2.2.2 Ikan Konsumsi 2.2.2.1 Ikan Nila Ikan nila merah Oreochromis niloticus merupakan ikan konsumsi yang digemari masyarakat dan termasuk dalam 10 komoditas yang menjadi target peningkatan produksi perikanan budidaya pada tahun 2014 sebesar 353% (KKP, 2010). Kegiatan budidaya ikan nila masih mengalami beberapa kendala. Salah satu kendala tersebut yaitu adanya penyakit streptococcosis yang disebabkan oleh bakteri streptococcus agalactiae. Bakteri ini merupakan bakteri gram positif. Beberapa gejala klinis yang disebabkan oleh bakteri ini yaitu exophthalmia (mata menonjol keluar), warna tubuh kehitaman, dan pandarahan terutama pada sekitar anus dan kulit (lusiastuti et. Al., 2009). Salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan tersebut yaitu pemberian sinbiotik. Sinbiotik merupakan kombinasi seimbang dari probiotik dan prebiotik dalam mendukung kelangsungan dan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan dalam saluran pencernaan makhluk hidup (Schrezenmeir dan Vrese, 2001). 2.2.2.2 Ikan Lele Berdasarkan klasifikasi menurut taksonominya, ikan lele yang dikemukakan oleh Suyanto (2002) adalah sebagai berikut: Phyllum : Chordatan Sub Phyllum : Vetebrata Class : Pisces Sub Class : Teleostei Ordo : Ostariophysi Sub Ordo : Siluroidae Family : Clarridae Genus : Clarias Spesies : Clarias gariepinus Menurut Sarwono (2008), ikan lele dumbo memiliki ciri-ciri bentuk tubuh yang memanjang agak silindris (membulat) dibagian depan dan mengecil dibagian ekornya, kulitnya tidak memiliki sisik, berlendir, dan licin sehingga sulit saat di tangkap meggunakan tangan. Diatas rongga insang terdapat selaput alat pernapasan tambahan (labirin) yang memungkinkan lele dumbo dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Lele dumbo memiliki 5 (lima) buah sirip yang terdiri dari sirip pasang (ganda) dan sirip tunggal. Sirip yang berpasangan adalah sirip dada (pectoral) dan sirip perut (ventral). Sedangkan yang tunggal adalah sirip punggung (dorsal), ekor (caudal) serta sirip dubur (anal).Pada sirip dada dilengkapi dengan pati dan taji beracun. Jika dibandingkan lele local, patil lele dumbo lebih pendek dan tumpul. Selain memiliki kemampuan dapat meloloskan diri pada kolam perairan dengan cara melompat, ikan lele dumbo juga mampu melakukan gerakan zig-zag diatas tanah tanpa air dalam waktu yang cukup lama asalkan tanah dalam keadaan lembab (Santoso, 2003). Lele dumbo memiliki sungut yang berada disekitar mulut. Sungut ini berjumlah 8 buah atau 4 pasang. Sungut berfungsi untuk mengenal mangsanya, lele dumbo juga dapat mengenal dan menemukan makanan dengan cara rabaan (tentakel) dengan menggerakan salah satu sungutnya (Santoso, 2003). Secara Habitat dan Tingkah Laku Semua perairan tawar dapat menjadi lingkungan hidup atau habitat lele dumbo, seperti waduk, bendungan, danau, rawa, atau genangan air tawar lainnya. Namun, lele dumbo juga dapat ditemukan di sungai yang arus airnya tidak terlalu deras, sehingga lele dumbo ini dapat dikatakan lebih menyukai perairan yang arusnya lamban, lele dumbo kurang menyukai perairan yang berarus deras (Bachtiar, 1995). Ikan lele dumbo sangat toleran terhadap suhu yang cukup tinggi, yaitu berkisar antara 20oC – 35oC dan dapat hidup diperairan yang kondisi lingkungannya sangat jelek. Ikan lele dumbo dapat mengambil oksigen dengan cara melakukan pertukaran gas yang terjadi melalui organ aboresent yang terletak dalam ruang atas insang. Oleh sebab itu, ikan lele memiliki kemampuan bernafas dengan udara secara langsung yang memungkinkan ikan lele dapat bertahan hidup didalam lumpur pada musim kemarau (Santoso, 1995). Ikan lele dumbo terkenal dengan sifat nocturnalnya yaitu aktif pada malam hari, sedangkan pada siang hari ikan lele ini jarang menampakan diri dan lebih menyukai tempat yang gelap dan sejuk. Namun kebiasaan ini dapat diubah dengan dibiasakannya memelihara dikolam-kolam, dimana pemberian pakannya diberikan pada siang hari (Santoso, 1995). Pada waktu siang hari, ikan lele lebih menyukai bersembunyi dibalik batu, lubang dan rumput-rumput yang ada didasar perairan, dan karena aktif pada malam hari maka mata ikan lele ini tidak terlalu berperan penting. Sedangkan organ-organ yang berperan penting adalah pembau yang berupa sungutsungut yang berada disekitar mulutnya. Perkembangbiakan Dalam hal pemijahan ikan lele bukanlah musiman sepeti halnya ikan patin ataupun ikan bawal. Ikan lele dapat memijah dalam sepanjang tahun. Apabila pemberian pakan tambahan sangat cukup, maka ikan lele dumbo dapat berpijah selama 6-8 minggu. Ikan lele dumbo ini tergolong ikan yang cepat besar, apabila akan dipijahkan ikan lele dumbo ini harus memiliki berat badan minimal 600 – 700 gram, dan umurnya harus diatas 1 tahun. Ikan lele dumbo ini akan mencapai dewasa setelah berumur 2-3 tahun dan akan mulai memijah selama musim hujan sampai dengan akhir musim hujan (Susanto, 2002). Adapun perbedaaan induk jantan dan betina dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini Tabel 1. Ciri-ciri induk ikan lele dumbo
Sumber : Anonym, (2006) Biasanya ikan lele yang akan memijah mencari tempat untuk meletakan telur telurnya yaitu substrat yang berupa batu-batuan, rumput atau ranting kayu yang tenggelam dalam air yang kedalamannya sekitar 10 cm dengan arus yang tidak terlalu deras atau tenang. Pemijahan ikan lele berlangsung selama beberapa jam saja, dimana induk betina akan memulai mengeluarkan dan meletakan telur-telurnya pada substrat dalam beberapa kelompok, kemudian diikuti oleh keluarnya sperma dari lele jantan menyatu pada telur-telur tersebut. Setelah telur dan sperma tercampur ikan betina mengibaskan ekornya agar telur-telur tersebut merata pada substrat yang ada disekitar (Susanto, 2002). Pakan dan Kebiasaan Makan Ketika dipelihara atau dibudidayakan dikolam, Lele dumbo juga dapat diberipakan bangkai dari limbah peternakan atau diberi pakan buatan seperti pellet. Lele dumbo merupakan ikan yang sangat responsif terhadap pakan. Artinya, hampir semua pakan yang diberikan sebagai ransum atau pakan sehari-hari akan disantap dengan lahap. Itulah sebabnya ikan ini cepat besar dalam masa yang singkat. Keunggulan ini dimanfaatkan para pembudidaya ikan lele dumbo dengan memberikan pakan yang mengandung nutrisi tinggi untuk memicu laju pertumbuhannya. Harapannya dalam waktu yang relatif singkat lele dumbo sudah bisa dipanen dan dipasarkan sebagai ikan konsumsi (Khairuman, 2002). Menurut Mahyuddin (2008), lele mempunyai kebiasaan makan didasar perairan atau kolam. Berdasarkan jenis pakannya lele digolongkan sebagai ikan yang bersifat karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, Lele memakan cacing, siput air, belatung, laron, jentik-jentik, serangga air, kutu air. Karena bersifat karnivora pakan yang baik untuk ikan lele adalah pakan tambahan yang mengandung protein hewani. Jika pakan yang diberikan banyak mengandung protein nabati, pertumbuhan akan lambat. Lele bersifat kanibalisme, yaitu suka memakan jenis sendiri. Jika kekurangan pakan ikan ini tidak segan-segan untuk memakan atau memangsa kawannya sendiri yang berukuran lebih kecil. Kualitas Air Air merupakan faktor terpenting dalam budidaya ikan. Bukan hanya lele, ikan-ikan lain pun untuk hidup dan berkembang biak memerlukan air. Tanpa air ikan tidak akan dapat hidup. Karenanya, kualitas air harus di perhatikan agar kegiatan budidaya berjalan sesuai dengan yang di harapkan. Kualitas air adalah variable-variabel yang dapat mempengaruhi kehidupan lele. Variabel tersebut dapat berupa sifat fisika, kimia, dan biologi air. Sifat-sifat fisika air meliputi suhu, kekeruhan, dan warna air. Sifat kimia air adalah kandungan oksigen (O2), karbondioksida (CO2), pH (derajat keasaman), amoniak (NH3), dan alkalinitas. Sifat bilologi meliputi plankton yang hidup disuatu perairan (Khairuman dan Amri, 2002). Berikut tabel parameter kualitas air : Tabel 2. Parameter kualitas air
Sumber : Anonym (2006) Teknik Pemijahan Masalah utama pembenihan lele dumbo adalah ketersediaan air yang cukup dan berkualitas baik. Pemijahan lele dumbo harus menggunakan air bersih dan tidak tercemar bahan beracun baik air hujan, air irigasi, maupun air tanah dari mata air atau sumur. Di alam, lele dumbo aktif berpijah di pinggiran sungai selama musim hujan. Untuk itu faktor utama yang di perhatikan dalam usaha pembenihan adalah sebagai berikut: Seleksi induk Seleksi induk bertujuan untuk meningkatkan mutu agar menghasilkan benih yang berkualitas, sifat-sifat induk yang telah diseleksi diharapkan dapat mewariskan keturunannya (Sutisna dan Sutarmanto, 2006). Induk betina yang sudah matang memiliki ciri-ciri perut gendut, jika diraba terasa lembek, dan bagian duburnya tampak kemerahan. Sementara itu ciri-ciri induk jantan adalah jika diurut kearah ekor akan keluar cairan putih (sperma) (Anonym, 2008). Penyuntikan Pasangan induk lele dumbo yang cocok dan telah matang kelamin akan segera memijah setelah di masukkan ke dalam kolam pemijahan. Biasanya ikan lele dumbo berpijah pada tengan malam menjelang pagi yakni sekitar pukul 07.00-04.00 tetapi proses pemijahan tersebut kadang-kadang mundur sampai sehari lebih (24-36 jam). Hormon yang digunakan untuk merangsang lele dumbo agar memijah adalah hormon alamiah (dari kelenjar hipofisa) dan hormon buatan. Hormon yang di ambil dari kelenjar hipofisa yang teletak di bagian bawah otak kecil ikan. Kelenjar hipofisa ini hanya sebesar butir kacang hijau bahkan lebih kecil (Khairuman, 2002). Streeping dan pembuahan Menurut Arie dkk. (2006), setelah 10-12 jam dari penyuntikan, induk betina siap di streeping (pengurutan telur kearah kelamin). Sebelum melakukan streeping pada induk betina, terlebih dahulu menyiapkan sperma jantan. Pengambilan sperma jantan dengan cara membedah perut induk jantan dan mengambil kantong sperma dengan cara mengunting. Selanjutnya sperma di tampung di gelas yang sudah diisi dengan NaCl aduk hingga merata. Setelah sperma jantan di siapkan, kemudian dilakukan pengurutan induk betina. Langkah-langkah pembuhan telur sebagai berikut: telur di tampung dalam baskom plastik, kemudian masukan larutan sperma sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai merata, telur yang sudah terbuahi dibilas dengan untuk mencuci telur yang kotor. Penetasan telur Menurut Susanto (2005), telur yang dikeluarkan pasangan induk ini biasanya melekat pada ijuk dan sebagian besar berserakkan di sarang dasar. Diameter telur berkisar antara 1.3-1.6 mm dan akan menetas selama 1-2 hari selama 2-3 hari telur biasanya akan menetas seluruhnya. Begitu proses pemijahan selesai antara jam 05.00-06.00 pagi kakaban harus segera di angkat dan di pindahkan ke dalam kolam penetasan. Untuk menghindari tumbuhnya jamur, kakaban yang sudah berisi telur tersebut sebaiknya di rendam terlebih dahulu, karena sifat telur lele menempel maka perlu kakaban. Selama proses penetasan telur usahakan sirkulasi air berjalan dengan baik dan air yang masuk lewat pemasukkan berjalan secara perlahan-lahan (Susanto, 2005). Perawatan Larva Setelah telur menetas semua waktu 2-3 hari selanjutnya mengangkat kakaban di dalam hapa satu persatu pengangkatan harus hati-hati agar kualitas air tetap terjaga. Larva yang baru menetas belum perlu di beri makanan. Sebab masih mempunyai makanan cadangan berupa kuning telur. Dengan perawatan dan makanan yang baik dalam tempo 1 bulan benih lele dapat tumbuh hingga mencapai 3-5 cm. Tahap pemberian pakan larva dapat dilihat pada Tabel 3. Pekerjaan pokok perawatan lele adalah membersihkan telur, siphonisasi, cangkang dan telur busuk, dan mempertahankan konsentrasi oksigen pada suhu optimal. Tabel 3. Tahap pemberian makanan larva
Sumber : Santoso (2005) Pemanenan larva Sebelum dilakukan pemanenan larva ikan, terlebih dahulu siapkan alat-alat yang akan digunakan seperti ember, Sesser, jarring halus atau happa sebagai penyimpan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air daribak agar benih tidak terbawa arus. Panen larva di mulai pada pagi hari, yaitu antara jam 05.00-06.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak boleh lewat dari jam 09.00 pagi. Hal ini di maksudkan untuk menghindari teriknya matahari yang menyebabkan larva strees. Pemanenan mula-mula dilakukan dengan menyurutkan air dalam bak secara perlahan-lahan. Setelah air surut larva mulai ditangkap dengan seser atau jarring halus dan ditampung dalam ember (Suseno, 1999). BAB III METODE KERJA 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanan KKP (Kuliah Keja Praktek) dilakukan selama 21 hari terhitung dari tanggal 20 Januari 2014 sampai 09 Februari 2014. Lokasi KKP (Kuliah Keja Praktek) yang dilakukan terletak diprovinsi Sumatera Utara Kota Medan di UPTD (Unit Pelayanan Teknis Daerah) Budidaya dibawah naungan Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan, UPTD Budidaya beralamat jalan bunga gayong, kelurahan ladang bambu kec.medan tuntungan. 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan selama KKP (Kuliah Kerja Praktek) berdasarkan kelompok kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut : 3.2.1 Ikan Hias
3.2.2 Ikan Konsumsi 3.2.2.1 Ikan Nila
3.2.2.2 Ikan Lele
3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Ikan Hias 3.3.1.1 Ikan Comet
3.3.1.2 Ikan Manfish
3.3.1.3 Ikan Mas Pedang
3.3.2 Ikan Konsumsi 3.3.2.1 Ikan Nila Prosedur Kerja Pemilihan Induk nila
Prosedur Kerja Penanganan Hasil Pemijahan
Prosedur Kerja Pemberian Pakan Benih Nila
3.3.2.2 Ikan Lele Pemeliharaan Induk
Persiapan Pemijahan Lele
Seleksi Induk
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Hasil dapat dilihat pada lampiran. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Ikan Hias 4.2.1.1 Ikan Komet Komet (Carassius auratus-auratus) pertama kali dibudidayakan oleh masyarakat Cina pada tahun 1729. awalnya bentuk komet sama seperti ikan koki. Karena memang kedua ikan ini berasal dari satu kerabat, yakni dari keluarga Cyprinidae. Kemudian pada zaman Dinasti Ming (1368-1644) popularitas komet semakin menanjak. Saat inilah bermunculan ikan koki dengan tubuh yang unik dan bervariasi. Setelah itu, penyebaran komet berkembang ke Jepang. Di negara Matahari Terbit, komet terus mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga dihasilkan jenis-jenis baru dengan bentuk yang lebih variatif seperti saat ini. Di Indonesia, komet termasuk ikan hias yang banyak memiliki penggemar. Hal ini dapat dibuktikan dengan seringnya diadakan kontes komet dengan peserta yang boleh dibilang sangat banyak. Jenis ikan dengan telur diserakkan, ini merupakan yang terbanyak. Ikan ini menempatkan telurnya disembarang tempat, bisa di tanaman air atau di jatuhkan begitu saja di dasar perairan. Ikan komet merupakan ikan yang cukup rentan penyakit hal ini disebabkan karena kondisi air pada tempat pemeliharaan ikan komet cepat menjadi kotor disebabkan oelh hasil buangan dari ikan komet yang banyak (kotoran). Komet (carassius auratus- auratus) adalah jenis ikan air tawar yang hidup di perairan dangkal yang airnya mengalir tenang dan berudara sejuk. Ikan ini digemari masyarakat karena keindahan warna, gerak-gerik, dan bentuk tubuhnya yang unik. Berbeda dengan ikan hias lainnya, komet termasuk ikan ikan hias sepanjang masa. Hal ini dibuktikan dengan selalu tersedianya komet disetiap toko penjual ikan hias, sehingga harga jual cenderung stabil. Persiapan wadah Pemijahan untuk kegiatan pembenihan ikan komet, wadah yang digunakan adalah bak semen berukuran 1×2 m dengan bentuk persegi panjang. Bak semen yang digunakan sebelumnya dibersihkan untuk menghilangkan jamur-jamur dan bakteri yang masih menempel. Seperti kita ketahui bahwa air merupakan media yang sangat penting bagi budidaya ikan. Untuk itu perlu disediakan air yang sangat bersih dan steril. Air yang digunakan untuk pemijahan ini adalah air yang berasal dari air sumur, Bak pemijahan ikan komet diaerasi supaya kandungan oksigen yang ada di dalamnya bertambah. Air terserbut dimasukana kedalam bak semen dengan ketinggian 10 cm, kemudian aerasi. Ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya. Jadi telur yang dikeluarkan oleh induk diletakkan pada substrat. Sehingga dalam kegaitan pemijahannya perlu dipersiapkan substrat sebagai tempat menempelnya telur. Ada banyak jenis tanaman air yang dapat dipakai sebagai substrat. Tanaman air tesebut dibagi kedalam dua kelompok yaitu tanaman tumbuh mengapung dan tanaman tumbuh didasar. Dalam kegiatan yang dilakukan menggunakan salah satu tanaman air dari dua kelompok tersebut. Tanaman air yang digunakan yaitu tanaman yang tumbuhnya mengapung seperti enceng gondok (Eichornia crassipes). Sebelum enceng gondok digunakan terlebih dahulu dibersihkan. Dengan demikian enceng gondok terbebas dari bakteri maupun pathogen. Setelah itu, barulah enceng gondok dimasukkan kedalam bak pemijahan. Memilih induk Seleksi induk atau memilih induk merupakan langkah awal yang harus dilakukan pada kegiatan pembenihan Untuk ikan komet sendiri sangat mudah dilakukan seleksi terhadap induk yang matang gonad. Selain itu, induk ikan komet yang siap untuk melakukan pemijahan dapat ditandai dengan adanya tingkah laku dari kedua induk tersebut. Tingkah laku yang ditunjukkan adalah saling kejar – kejaran. Dimana, induk jantan terus mengejar atau mendekati induk betina, dengan adanya tingkah laku seperti ini maka dapat diasumsikan bahwa induk ikan komet tersebut siap untuk dipijahkan. Perbandingan induk yang digunakan dalam kegiatan KKP pemijahan ikan komet adalah 2 : 2 (jantan : betina). Induk yang sudah diseleksi selanjutnya dimasukkan kedalam wadah pemijahan. Pemijahan Induk yang digunakan dalam kegiatan ini dengan perbandingan 2:2 induk yang digunakan dalam KKP yaitu dengan perbandingan 2 : 2 ( ♀ : ♂). Induk ini kemudian dimasukkan dalam bak semen yang sudah diisi air dan dilengkapi dengan enceng gondok sebagai substrat. Pemijahan ikan komet berlangsung pada malam hingga waktu dini hari. Penetasan telur Penetasan telur dilakukan pada akurium pemijahan langsung. Karena ikan komet termasuk kedalam kelompok ikan hias air tawar yang tidak memelihara telurnya maka, setelah proses pemijahan selesai dan telur sudah melekat pada substrat induk Enceng gondok diangkat atau dikeluarkan dari dalam bak pemijahan. Hal ini dilakukan agar induk ikan komet tidak memakan telur yang telah dikeluarkan tersebut. Setelah 2 – 3 hari telur akan menetas, setelah menetas kemudian enceng gondok diangkat dari dalam akuarium. Larva yang baru menetas belum diberi makan hingga berumur 2 – 3 hari karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sac-nya (kuning telur). Pemeliharaan Larva Larva umur 7 hari hanya sebesar jarum, kondisinya masih lemah, tetapi sudah mulai belajar memperoleh pakan dari luar tubuhnya. Untuk itu, perlu disediakan pakan yang memenuhi syarat untuk mengurangi risiko kematian benih. Pemberian pakan tambahan diperlukan setelah Seminggu pemeliharaan dengan pakan alami seperti cacing sutra (tubifex sp) dan artemia sp. 4.2.1.2 Ikan Manfish Ikan manfish (Angle Fish) berasal dari Amerika Selatan, tetapi telah banyak di budidayakan di Indonesia. Ikan manfish disebut Angle Fish (Ikan Bidadari), karena bentuk dan warnanya menarik serta gerakkannya yang tenang. Morfologi Dan Kebiasaan Ikan Manfish, yaitu :
Kegiatan Dalam Budidaya Ikan Manfish
Pengelolaan Induk Ikan manfish dapat dijadikan induk setelah umurnya mencapai 7 bulan dengan ukuran panjang ± 7,5 cm, pemberian pakan yang baik seperti jentik nyamuk, cacing Tubifex, atau Chironomos, diberikan perlakukan obat secara periodik Obat yang biasa digunakan antara lain Oxytetracycline dan garam. Sebelum dipijahkan, induk manfish dipelihara secara massal ( jantan dan betina ) terlebih dahulu dalam 1 akuarium besar (ukuran 100x60x60 cm3). Setelah matang telur, induk manfish akan berpasangan dan memisahkan dari ikan lainnya. Induk yang berpasangan tersebut sudah dapat diambil dan dipijahkan pada tempat pemijahan. Perbedaan induk jantan dan betina Induk Jantan
Induk Betina
Pemilihan Induk
Cara Pemijahan
Pemeliharaan Benih
Pembesaran
Penyakit dan Penanggulangannya Ikan manfish dikenal cukup peka terhadap serangan penyakit, untuk itu diperlukan pengelolaan secara baik dengan menjaga kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan. Beberapa jenis parasit yang biasa menyerang benih/induk Manfish antara lain adalah : Trichodina sp., Chillodonella sp. dan Epystilys sp. Sedangkan bakteri yang menginfeksi adalah Aeromonas hydrophilla. Beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk menanggulangi serangan penyakit parasitek antara lain : Formalin 25%, NaCl 500 ppm. Sedangkan untuk penyakit bakterial dapat digunakan Oxytetrachycline 5 – 10 ppm dengan cara perendaman 24 jam. 4.2.1.3 Ikan Mas Pedang Sistem akuakultur merupakan seperangkat sarana dan prasarana budidaya yang saling mempengaruhi dan berfungsi secara terpadu, yang mana terdiri atas subsistem-subsistem seperti; ikan, wadah budidaya, air, pakan, dan berbagai peralatan penunjang lainnya.. Siklus Hidup Ikan Pedang/Swordtail Ikan pedang/Swordtail/Xiphophorus helleri adalah salah satu ikan hias air tawar terpopuler. Nama Xiphophorus berasal dari bahasa Yunani ξίφος (pedang) dan φόρος (pembawa). Swordtail termasuk dalam golongan Livebearers, yaitu ikan yang berkembang biak melalui pembuahan internal. Tidak seperti kebanyakan ikan yang bertelur, Livebearers melahirkan anak-anak mereka. Swordtail tergabung dalam keluarga Poecilidae. Ukuran ikan pedang dewasa berkisar antara 10-12 cm. Di dalam akuarium, ikan pedang lebih menyukai berenang di area sekitar permukaan (top level). Perbandingan jumlah ikan pedang jantan dan betina yang ideal adalah 1:3. Ikan pedang jantan terkenal aktif secara seksual. Jika jumlah jantan melebihi rasio ideal, ikan pedang betina akan mudah kelelahan dan stress karena terus menerus diganggu oleh beberapa pejantan. Cara Membudidayakannya Pemilihan Induk Pilihlah induk yang berukuran relatif besar, bentuk tubuh yang mengembung serta mempunyai warna yang indah. Induk jantan mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yang panjang. Tubuhnya rampaing, warnanya lebih cerah, sirip punggung lebih panjang dan kepalanya besar. Induk betina dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus. Tubuhnya gemuk, warnanya kurang cerah, sirip punggung biasa dan kepalanya agak runcing.ikan pedang yang saya pijahkan perbandingannya 1:3 dengan jumlah semuanya 15 ekor ikan ekor pedang jantan dan 30 ekor ikan pedang betina dan d pijahkan dalam satu wadah bak fiber kemudian dalam bak diberikan eceng gondok sebagai tempat perlindungan benih yang baru lahir nanti supaya tidak di makan oleh ikan pejantan. Persiapan wadah wadah yang ingin digunakan untuk proses pemijahan harus bersih dari zat-zat berbahaya dan terlindung dari sinar matahari langsung,dan yang paling harus di perhatikan yaitu jangan sampai bak yang kita gunakan untuk proses pemijhan bocor,itu bias berakibat fatal bagi kita.ketinggian air yang d masukkan yaitu antara 10-15 cm. ikan lebih menyukai air yang sedikit keruh dari pada air jernih, karena ikan akan merasa dirinya nyaman apabila air dalam wadah keruh, apabila jernih sekali itu boleh tetapi d akuarium untuk pajangan, tetapi kalau guna untuk pemeliharaan proses pemijahan ikan lebih menyukai air yang agak keruh. Pemijahan Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa pasang induk. Namun apabila, menghendaki keturunan tertentu dapat pula dilakukan dengan cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasang-sepasang. Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari. Setelah lahir, anak-anak ikan harus cepat-cepat diambil dan dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan oleh induknya. Pemeliharaan Benih Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 – 5 hari anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan. Setelah mencapai ukuran medium (2 – 3 cm) dapat diberikan makanan jentik nyamuk, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 – 7 cm) dapat diberi makanan berupa cacing sutra atau pakan komersil yang sudah dihancurkan kemudian diberi air supaya lembek kemudian di berikan pada ikan. 4.2.2 Ikan Konsumsi 4.2.2.1 Ikan Nila Pada pembahasan kali ini pada program kegiatan kkp (kuliah kerja prektek) yang dilangsungkan di UPT medan dapat dibahas beberapa program kegiatan contohnya salah satu kegiatan yang dilakukan UPT ini yaitu pembenihan ikan nila. Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang banyak diminati banyak kalangan. Baik itu kalangan menegah kebawah maupun menengah keatas karena rasa yang dimiliki ikan nila ini memiliki ciri khasnya sendiri apalagi didukung dengan cara memasak yang baik pula. Program pembenihan ikan nila ini sudah lama dilakukan di UPT ini. Kami mengikuti dan melakukan apa yang dilakukan koordinator. Mulai dari pengurasan kolam sehabis memijah dan mengangkat indukan, persiapan kolam, kemudian melalui tahap seleksi indukan yang akan memijah, memberi pakan, pembuatan keramba (jaring), memeriksa kualitas air hingga mengambil benih hasil dari pemijahan itu kemudian kembali lagi ke pengurasan kolam. Banyak hal yang dibahas dalam program kerja ikan nila ini salah satunya dimulai dari pengurasan kolam indukan yang akan dipijahkan secara alami. Kegiatan terebut langsung dilakukan saat kami awal masuk ppl tentunya pada hari pertama setelah perkenalan. Kegiatan tersebut dilakukan denganbantuan koordinatorat lapangan. Pertama-tama hal yang dilakukan yaitu menguras kolam air dengan menggunakan mesin kemudian ditunggu hingga air di dalam kolam habis kemudian mulai untuk mengambil ikan nila yang ada dikolam itu. Masuklah pada kegiatan seleksi indukan dimana hasil dari pada pengurasan 3 kolam ikan nila yang telah diambil ikannya kemudian dilakukan penyeleksian induk yang tentunya sudah matang gonad. Kami para anggota progja nila yang berjumlah 3 orang diberikan 2 kolam untuk dikaukannya kegiatan yang merupakan praktek langsung tanpa adanya bantuan progja yaitu pemijahan ikan nila secara alami. Peletakan ikan nila pada dua kolam kami itu dilakukan pada tanggal 22 januari 2014. Isi pada satu kolam itu adalah 15 ekor jantan dan 45 ekor betina yang merupakan rasio banding 1:3. Pada pemijahan ikan nila secara alami dibutuhkan waktu 2 minggu setelah peletakan induk dikolam. Terdapat juga kegiatan lain selain pemijahan yaitu memindahkan ikan yang masuk kategori calon induk ke keramba dan memisahkannya sesuai kelaminya yang jantan dipisahkan dan tak dibiarkan pada satu keramba dan di hitung untuk mempermudah pengambilan data pada UPT tersebut dan itu termasuk kegiatan rutin. Kegiatan rutin lainnya yaitu pemberian pakan terhadap ikan nila yang dilakukan 2 kali sehari yaitu pada jam yang ditentukan juga. Pemberian pakan pada pagi hari dilakukan pada jam 08.00 yaitu tepat pada jam sehabis Apel pagi bersama anggota BBI dan pada sore hari demikian juga, diberikan pakan pada pukul 16.00 tepat setelah apel sore dengan anggota BBI. Tak lupa pula setelah kolam digunnakan dilakukannya pengeringan dan dilakukannya pemberian saponin pada kolam yang telah digunakan, guna membunuh semua hamma penyakit yang masih tinggal di dalam kolam tersebut. Semua kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang telah dilakukan atau dikerjakan pada program kerja KKP selama 3 minggu. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin pada BBI tersebut. 4.2.2.2 Ikan Lele Persiapan wadah Langkah awal yang dilakukan dalam kegiatan pemijahan ikan lele dumbo adalah mempersiapkan wadah berupa bak penetasan telur. persiapan wadah perlu dilakukan sebelum kegiatan pemijahan dilakukan, sebelum wadah digunakan untuk penetasan telur wadah tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara mengeringkan air yang ada di bak tersebut setelah dikeringkan barulah menyikat kotoran-kotoran atau lumut-lumut yang ada di bak tersebut yang bertujuan untuk menghilangkan bibit penyakit yang ada setelah disikat barulah bak tersbut dibilas dengan air bersih agar kotoran-kotoran dan lumut terbuang atau terbawa air ke saluran pembuangan. Pembersihan bak harus benar-benar bersih karena kebersihan bak berpengaruh terhadap keseterilan kualitas air, sehingga tidak menggangu dalam proses penetasan telur. setelah dibilas bak dikeringkan kemudian diisi air setinggi 30 cm. Setelah diisi air barulah pemasangan kakan dilakukan, kakan di pasang dengan cara meletakan didasar air dan diberi pemberat untuk menenggelamkan kakan. Seleksi Induk Seleksi induk dilakukan dengan tujuan untuk memilih calon induk yang baik dan sehat, serta untuk melihat tingkat kematangan gonad apakah calon induk tersebut layak untuk dipijahkan atau tidak. Induk ikan lele dumbo yang baik harus dinyatakan lolos seleksi baik dari segi umur, berat, kesehatan maupun kematangan telurnya. Sebab jika kurang hati-hati memilih induk, maka keturunan yang dihasilkan jumlahnya akan lebih sedikit atau kualitas benihnya kurang baik (Susanto, 2002). Kegiatan seleksi induk yang dilakukan di BBI Tuntungan dengan cara menangkap induk dengan menggunakan jaring dimana jaring ditarik oleh beberapa orang untuk mempersempit ruang gerak induk agar induk mudah di tangkap seperti pada Gambar 6. Berdasarkan pengamatan pada seleksi induk didapat 1 pasang induk yang sudah matang gonad. Ciri –ciri induk matang gonad yaitu induk jantan berumur ± 1 tahun dan betina 1,5 tahun, berat badan jantan ± 2 kg dan betina 2,5 kg, panjang jantan 48 cm dan betina 50 cm dan kelamin pada ikan berwarna merah. Proses pemijahan Pada saat KKP (Kuliah Kerja Praktek), ikan lele dipijahkan secara semi buatan. Adapun kegiatan pemijahan sebagai berikut:
Penetasan telur Setelah proses pembuahan selesai langkah selanjutnya adalah penetasan telur Penetasan telur dilakukan pada happa. Penetasan telur berlangsung selama 3 hari terhitung sejak pembuahan dari wadah penetasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso (1993), yang menyatakan bahwa telur ikan lele menetas semua dalam tempo 2-3 hari. Cepat lambatnya penetasan dipengaruhi oleh suhu air. Semakin tinggi suhu air maka semakin lambat waktu penetasan. Sebaliknya semakin rendah suhu air maka semakin cepat waktu penetasan. bahwa Pada suhu 23-26 ˚C telur ikan lele menetas dalam 2 hari, sedangkan pada suhu 27-30 ˚C, telur menetas dalam 3 hari. Sebelum telur menetas terlebih dahulu telur tersebut akan dibuahi. Untuk membedakan telur yang terbuahi dengan telur yang tidak terbuahi dapat dilihat dari warna telurnya, biasanya telur yang terbuahi akan berwarna bening dan transparan sedangkan untuk telur yang tidak terbuahi yaitu bewarna putih susu dan berjamur. Jumlah telur yang dibuahi tidak dapat diketahui secara pasti karena sifat telur ikan lele yang menempel (adesif) sehingga penghitungan menggunakan metode sampling tidak memungkinkan dilakukan. Telur hasil pembuahan secara buatan menetas selama 30 jam. Karena keterbatasan alat maka pengecekan suhu tidak dilakukan. Akan tetepi menurut Hernowo dan Suyanto (2008), menyatakan ikan lele menetas 36-40 jam dan pada suhu 26-28 ˚C. Telur yang tidak terbuahi atau mati akan menjadi berwarna putih dan ditumbuhi jamur, oleh karena itu telur yang tidak terbuahi akan segera dibuang. Jumlah larva yang dihasilkan dari telur yang berhasil menetas Hatching rate (HR) pada saat kegiatan yaitu 62,41% hasil tersebut dikatakan cukup baik. Hal ini diperkuat dengan pendapat Bachtiar (2006), daya tetas telur yang optimum adalah 50-60%. Data perhitungan HR pada pemijahan ikan lele dapat dilihat pada Lampiran 6. Perawatan larva Telur yang menetas menjadi larva dibiarkan larva di bak penetasan selama 3 hari larva tersebut belum diberi pakan karena masih mempunyai kuning telur Santoso (2007), menyatakan bahwa sampai hari ke 3 larva lele belum membutuhkan pakan tambahan karena masih mempunyai cadangan makanan berupa kantong kuning telur setelah berumur 4-6 hari larva harus diberi pakan tambahan berupa cacing sutra yang dihaluskan dengan cara dibelender yang menjadi makanannya sudah habis. Pada fase ini larva sangat rentan akan sifat kanibal, dengan demikian untuk meminimalisir tingkat kanibalisme tersebut larva harus diberi pakan yang cukup. Dilapangan pakan larva yang diberikan yaitu tepung udang. Pakan diberikan kali sehari yaitu pada pukul 8.00, 14.00 dan sore pada pukul 19.00 dengan cara ditebar pada permukaan dari bagian piggir hingga merata. Berikut gambar jenis pakan yang di berikan pada larva. Kualitas air juga harus diperhatikan dalam proses perawatan larva karena kualitas air sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup larva. kualitas air selama kegiatan pemeliharaan larva lele relative sama hal ini dikarenakana kegiatan pemeliharaan larva dilakukan dalam ruangan tertutup (indoor). Menurut Santoso (2007) pH berkisar 6-8 dan suhu 28-30 ˚C, dilapangan tidak dilakukan pengecekan kualitas air karena keterbatasan alat. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut : 5.1.1 Ikan Hias 5.1.1.1 Ikan komet
5.1.1.2 Ikan Manfish
5.1.1.3 Ikan Mas Pedang
5.1.2 Ikan Konsumsi 5.1.2.1 Ikan Nila
5.1.2.2 Ikan Lele
DAFTAR PUSTAKA Afrianto, E. 1998. Beberapa Metode Budidaya Ikan. Kanisius. Yogyakarta. Bachtiar, Ir, Yusuf. 2006. Panduan Lengkap Budidaya Lele Dumbo. Agro Media Pustaka. Jakarta Effendie, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya Dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama : Yogyakarta Hernowo, Suyanto dan Rachmatun. 2002. Pembenihan dan pembesaran Lele. Kanisius. Yogyakarta Khairuman, 2002. Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif. Argo Media Pustaka. Jakarta. KKP. 2010. Kelautan dan perikanan dalam angka 2009. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Lingga dan Susanto. 2003. Klasifikasi Ikan Komet (Carassius auratus). Agromedia. Jakarta. Lusiastuti, A.M., Supriyadi, H., Aryati, Y., Mufidah, T., Gardenia, L., Sumiati, T. 2009. Studi kasus: Streptococcosis pada ikan gurame disebabkan oleh Streptococcus iniae dan Streptococcus agalactiae. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. Mahyudin, Kholis. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya. Jakarta. Partical Fish Keeping. 2006. Biologi Ikan Hias. Agromedia. Jakarta. Rachmatun, S dan Mochamad F. 1987. Beternak Ikan Hias Bagian : 1 Ikan-ikan Famili Cichlidae. Direktoral. Jengral Perikanan. Jakarta. Santoso, Budi. 1995. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Lele Dumbo dan Lokal. Kanisius. Yokyakarta. Santoso, Heru. 2002. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis. Penebar Swadaya. Jakarta. Schrezenmeir, J. and Vrese, M. 2001. Probiotics, prebiotics and synbiotic-approaching a definition. American Journal of Clinical Nutrition, 73: 2; 361-364. Soetomo, 2003. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo. Sinar baru Algensindo. Jakarta. Sugama, K. 2006. Perbaikan Mutu Genetik Ikan Untuk Mendukung Pengembangan Perikanan Budidaya. Makalah Orasi Pengukuhan Profesor Riset. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta Susanto, H 2000. Maanvis, Jakarta : Penebar Swadaya Suyanto. 1997. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta. Zairin.M.J. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan dan Betina. Penebar Swadaya. Jakarta.
LAMPIRAN 4.1 Hasil 4.1.1 Ikan Hias 4.1.1.1 Ikan Comet
4.1.1.2 Ikan Manfish
4.1.1.3 Ikan Mas Pedang 4.1.2 Ikan Konsumsi 4.1.2.1 Ikan Nila
4.1.2.2 Ikan Lele Persiapan wadah Wadah yang digunakan untuk memijahkan ikan adalah bak semen, adapun alur proses persiapan wadah penetasan dapat dilihat dari skema dibawah ini : Seleksi induk Sebelum kegiatan pemijahan dilakukan, terlebih dahulu induk harus diseleksi. Hasil seleksi induk dapat dilihat pada Tabel 12 berikut : Hasil seleksi induk
Sumber : Data lapangan,(2014) Proses pemijahan Alur poses kegiatan pemijahan ikan lele dumbo dapat di lihat pada gambar berikut: Untuk lebih jelas, data–data selama proses pemijahan dapat dilihat pada Tabel 13 berikut:
Sumber : Data lapangan (2014) Perawatan larva Perawatan larva dimulai dari telur mulai menetas atau larva berumur 0 hari, selama kegiatan larva diberi pakan seperti Tabel 16 berikut: Tabel 16. Pemberian pakan larva
Sumber : Data lapangan (2014) |
You are subscribed to email updates from jenis-jenis ikan - Google Blog Search To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
No comments:
Post a Comment